Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Tumpek Wariga


Tumpek Wariga jatuh setiap 6(enam) bulan sekali atau 210 hari. Tumpek Wariga juga dikenal sebagai Tumpek Bubuh(bubuh=bubur) dan juga sering disebut sebagai Tumpek Pengatag(tumpek ngatag). Tumpek Wariga/Tumpek Bubuh/Tumpek Pengatag selalu jatuh pada hari Sabtu Kliwon Wuku Wariga. Bentuk upacara Tumpek Wariga berupa banten selamatan, yakni peras, tulung sesayut tumpeng, bubur gendar, tumpeng agung, penyeneng, tetebus dan serba harum-haruman. Banten tersebut dilengkapi ikan dari gulung babi atau itik. Sarana Upacara tersebut diatas terdapat juga widhi-widhana untuk badan sendiri pada upacara ini juga menggunakan sesayut cakrageni, dan dupa harum. Sesayut itu ditatab dengan cipta menjernihkan segenap pikiran menuju ketenangan batin yang mengakibatkan timbulnya Adnyana Sandhi.

Image by: facebook

Apa makna Tumpek Wariga? Tumpek Wariga merupakan refleksi rasa syukur kepada Hyang Widhi(Tuhan Yang Maha Esa) dengan manifestasiNya sebagai Dewa Sangkara atas karuniaNya berupa tumbuh-tumbuhan sebagai sumber makanan. Kita semua tentu mengetahui manfaat tumbuh-tumbuhan sangat besar bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tumpek Wariga sesungguhnya mengingatkan kita bahwa manusia harus merawat alam. Manusia tak akan bisa hidup dengan baik tanpa didukung oleh lingkungan alam yang sehat. Lingkungan hidup yang baik adalah sumber kehidupan bagi manusia. Oleh karena itu agama Hindu selalu mengingatkan tentang hal ini melalui perayaan Tumpek Wariga.

Tumpek Wariga merupakan momentum untuk menyadarkan kita akan betapa pentingnya tanam-tanaman dalam arti luas, sebagai sumber makanan dan sumber zat asam yang sehat bagi kelangsungan hidup manusia. Cintailah lingkungan kita demi generasi muda yang sehat dan cerdas. Tindakan nyata yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan pertanian kita. Tiap orang wajib menanam dan merawat tanamannya. Terpenting lagi agar tanaman bisa menghasilkan sumber makanan yang sehat bagi tubuh manusia, kendalikanlah penggunaan pestisida dan zat kimia lainnya. Kita perlu kembali ke pertanian organik dalam rangka mengembalikan kesehatan tanah yang pada akhirnya berpengaruh baik bagi kesehatan manusia.

Semoga tumbuh-tumbuhan senantiasa subur dan memberikan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Odalan yang jatuh bertepatan dengan Tumpek Wariga antara lain: Odalan di Pura Manik Besakih, Pura Agung Wira Dharma Samudra Cilandak Jakarta Selatan, Odalan di Pura Tri Buana Agung Depok Jawa Barat, Odalan di Pura Puseh Desa Batuan Sukawati, Odalan di Merajan Pasek Bendesan Kekeran Mengwi.

Artikel terkait:

  1. Upacara, Etika dan Filosofi Tumpek Wariga
  2. Menyembah atau Menghormati Pohon?

One response to “Tumpek Wariga

  1. Pingback: Banten Tumpek Landep | Paduarsana

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.