
Uang Kepeng | Pis Bolong
Pada abad ke-7 Masehi berdasarkan berita-berita China dari Dinasti Tiang, di Bali telah beredar uang Kepeng(pis bolong) yang diduga permulaannya adalah berfungsi sebagai alat tukar. Berdasarkan bukti-bukti prasasti Sukawana A1 yang berangka 882 Masehi uang kepeng itu diduga telah digunakan dalam upacara agama Hindu di Bali. Selain itu terdapat jenis uang kepeng buatan luar negeri seperti china, korea, jepang, anam dan indonesia.
Menurut cerita pada masa lampau, ada seorang musafir dari dari Cina yang bernama Fa Hien pergi berlayar menuju ke tanah Hindu yaitu India dan Srilangka. Setelah beberapa lama berada di sana, ia kemudian kembali ke negeri asalnya sekitar 414 Masehi. Namun di tengah perjalanan, kapal yang ditumpanginya diserang badai dan mengalami kerusakan. Kapal tersebut kemudian terdampar di sebuah pulau yang kemudian dikenal sebagai Ya-wa-di. Konon yang dimaksud dengan Ya-wa-di adalah Jawa Dwipa atau Pulau Jawa. Ada kemungkinan pada masa itu uang kepeng sudah mulai diperkenalkan di sana.
Uang kepeng(pis bolong) memiliki fungsi yang sangat penting dalam upacara agama Hindu di Bali, bahan pembuat uang kepang yang asli mengandung unsur-unsur Pancadatu, seperti: Tembaga, timah, besi, perak dan emas.
Uang kepeng berbentuk bulat melambangkan windu. Adapun fungsi uang kepeng dalam upacara agama Hindu:
- Sebagai sarana untuk melengkapi upakara Panca Yadnya, Misalkan: dalam akah banten, dalam buah Us, orti dll.
- Sebagai Sesari.
- Sebagai alat upacara seperti: lamah-tamiang, salang, payung pagut, penyeneng.
Saat ini uang kepeng asli semakin sulit didapat, uang kepeng yang ada dipasar saat ini terbuat dari besi atau bahkan seng. dengan demikian sebagian besar fungsi uang kepeng dalam upacara agama mulai tergantikan oleh uang yang mempunya nilai tukar yang sah.
Semoga bermanfaat, Silahkan share:
Like this:
Like Loading...
Related
Recent Comments