Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Doa Sarana Banten


Setiap hari sebagai umat Hindu menghaturkan persembahan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa dengan berbagai manifestasiNya. Persembahan yang kita haturkan itulah kita kenal dengan Bebantenan atau Banten.

mebanten

Image by: Sastra Bali

Banten terdiri dari bahan pokok: daun, bunga, buah, air dan api. Seperti penjelasan dalam artikel sebelumnya banten mempunyai fungsi penting sebagai sarana upacara bagi umat Hindu, dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan banten pun ada Do’a-do’a yang wajib diucapkan untuk melengkapi upacara yang dilakukan. Berikut adalah Doa-doa yang ada kaitannya dengan sarana banten:

  1. Nunas lugra, Om ksama swamam mahadewa ya namah swaha.
  2. Doa membersihkan bekas banten sebelumnya, Om sri suketing busandari, katempuh muksah alah anyar ya namah.
  3. Doa memasang plawa, gantungan dll, Om kalasa gumelar, sarwa suci sukla ya namah swaha.
  4. Doa ngunggahang canang sari, sarwa banten: Om ta molah panca upacara guru paduka ya namah swaha.
  5. Doa ngunggahang dupa; Om ang dupa dipastra ya namah swaha.
  6. Doa ngaturang toya anyar; Om pakulun bhatara, ngulun angaturaken tirtha andawasuh tangan mwang suku ya namah swaha.
  7. Doa ngaturang segehan putih kuning di natar atau dibawah sanggah; Om sarwa bhuta preta byo namah.
  8. Doa ngaturang segehan agung, ditengah natar pekarangan, halaman rumah; Om sarwa kala preta byo namah.
  9. Doa ngaturang segehan manca warna, dilebuh, pemedal, pintu gerbang pekarangan rumah atau diperempatan jalan; Om sarwa durgha preta byo namah.
  10. Doa pada tiap2 segehan dengan metetabuh; Om ibek segara, ibek danu, ibek bayu premananing hulun.
  11. Ngayabang dupa/pasepan; Om agnir agnir, jyotir jyotir, om dupam samarpayami.
  12. Doa nyiratang toya anyar/tirtha; Om mang parama siwa amertha ya namah swaha.
  13. Doa ngayabang atau ngaturang banten; Om dewa amukti sukam bhawantu, namo namah swaha.
  14. Ngelungsur tirtha; Om suksma sunya sangkanira, suksma sunia paranira.
  15. Ngetisang toya anyar/tirtha; Om, mang parama siwa ya namah swaha.
  16. Ngelungsur bebanten; Om suksma sunia lebar ya namah swaha.
  17. Yadnya sesa (mejot/mesaiban) kepada Dewa-dewi, di tempat air, api, nasi dan surya; Om atma tat twatma sudhamam swaha. Swasti swasti sarwa dewa sukha pradhana ya namah swaha.
  18. Yadnya sesa (mejot/mesaiban) kepada bhuta, yaitu di pertiwi/tanah; Om atma tat twatma sudhamam swaha. Swasti swasti sarwa bhuta,kala,durgha sukha pradhana ya namah swaha.
  19. Doa memulai makan; Om anugraha amrtha sanjiwani ya namah swaha.

Menghaturkan banten tidak hanya sekedar meletakkan banten yang kita persembahkan untuk Hyang Widhi tapi dalam setiap persembahan yang kita lakukan dengan sarana banten hendaknya diikuti dengan Doa-doa agar apa yang kita persembahkan tidak menjadi yadnya yang sia-sia.

artikel lain: Doa Sehari-hari agama Hindu

Advertisement

4 responses to “Doa Sarana Banten

  1. i made puja March 8, 2015 at 1:46 pm

    bagus

    Like

  2. Gung Ratna March 20, 2015 at 7:54 am

    Terima kasih

    Like

  3. suastina April 14, 2015 at 7:08 am

    Swastiastu. Terima kasih telah menyebar luaskan sesuatu yang baik bagi umat. Namun hendaknya terangkanlah juga kepada umat akan sesuatu yang lebih bermakna tatkala kita masuk lebih kedalam lagi untuk mencari kesadaran diri tentang jiwa dan Tuhan .Janganlah kita sia-siakan kesempatan hidup sebagai manusia hanya untuk sesuatu yang bersifat terbatas. Sebab Tuhan Maha tidak terbatas sangat sulit disentuh dengan hal-hal yang bersifat terbatas.

    Like

  4. Pingback: Tata Cara dan Mantram Banten Pejati | Paduarsana

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: