Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Rumah Tangga menurut Hindu


Areal perumahan yang digunakan sebagai tempat tinggal oleh masing-masing keluarga Hindu mengikuti aturan/Hukum Agama Hindu yang sangat mendasar dan terkait dengan tujuan yang memuat dalam smrti agama Hindu yang ditaati.

Menurut drsta(adat kebiasaan) aturan antara areal perumahan di Bhuwana Agung, areal perumahan dimasing-masing keluarga Hindu dianggap Bhuawana Alit. Antara Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit ini harus selaras untuk mencari kesejahteraan jasmani dan kebahagiaan rohani,keselarasan antara kehidupan manusia dengan kehidupan Bhuwana Agung, umur panjang dll. Masyarakat Hindu selalu berusaha untuk bersikap seimbang terhadap alam sekitarnya. Hal ini dilandasi oleh kesadaran bahwa bhuwana agung(alam semesta) adalah kompleksitas unsur-unsur yang satu sama lainnya terkait dan membentuk satu sistem kesemestaan. Itulah dapat dikatakan bahwa nilai dasar kehidupan adat masyarakat Hindu adalah nilai keseimbangan.

Nilai dasar kehidupan dalam masyarakat Hindu terwujud didalam dua unsur:

  1. Selalu ingin menyesuaikan diri dan berusaha menjalin hubungan dengan elemen-elemen alam dan kehidupan disekitarnya.
  2. Ingin menciptakan suasana kedamaian dan ketentraman antara sesama makhluk dan juga terhadap alam dimana manusia hidup sebagai salah satu elemen dari semesta.
Rumah tangga dalam Hindu dianggap sebagai dunia yang hidup lengkap dengan konsep Tri Hita Karana antara lain:
  1. Parahyangan Yaitu: tempat dimana pelinggih dibangun sebagai tempat persembahyangan keluarga tersebut, disanalah bersthana jiwa dari leluhur keluarga itu. Pada saat sembahyang yang disembah adalah Hyang Widhi dengan manifestasi-Nya, serta roh leluhur sangat dihormati dalam Hindu. secara umum kawasan parahyangan ini disebut tempat pemujaan keluarga(pemerajan)dengan pelinggih inti berupa sanggah Kemulan.
  2. Pawongan adalah tempat tinggal keluarga itu sendiri yang terdiri dari Suami,Istri beserta keturunannya.pawongan minimal terdapat ada bangunan rumah,bangunan dapur,bangunan gedong sebagai tempat tinggal orang tua dan bangunan balai(bale)sebagai tempat aktifitas upacara manusia yadna seperti: upacara perkawinan,tiga bulanan,otonan,potong gigi,pawintenan,ngaben,nyekah dan lain-lain.
  3. Palemahan merupakan seluruh tanah pekarangan dengan segala isinya.

Konsep keluarga Hindu adalah Tri Hita Karana, dimana diajarkan pola hubungan yang seimbang antara ketiga unsur:

  1. Hubungan manusia dengan Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Hubungan manusia dengan alam semesta.
  3. Hubungan manusia dengan manusia.
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: