Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Tag Archives: sad ripu

Menghindari Dosa


Sebelum melakukan tindakan/perbuatan ingatlah Karma Phala, Karma Phala adalah hasil subha karma atau perbuatan baik dan asubha karma(perbuatan buruk). Karma Phala dipandang sebagai srada yang ampuh mengendalikan perbuatan manusia.

bija-nenek-ibtk2018

Image by: Koleksi Pribadi. Besakih 08 April 2018.

Paham karma phala  menegaskan bahwa dosa tidak dapat ditebus atau dihapus. Oleh karena itu Hindu mengajarkan agar manusia waspada dan mencegah perbuatan-perbuatan dosa.

Rambu-rambu untuk menghindarkan manusia berbuat dosa sangat banyak, sangat luas, dan dapat dilakukan oleh siapa saja.

Sumber sastra yang dapat dikumpulkan antara lain:

1. Catur Asrama. Kehidupan manusia dibagi dalam empat tahap, yaitu:

  • Brahmacari (masa belajar)
  • Grahasta (masa berumah tangga)
  • Wanaprasta (masa mensucikan diri)
  • Saniyasin (masa menjadi rohaniawan)

2. Pancasrada. Lima keyakinan Hindu:

  • Widhi tattwa (percaya pada Ida Sanghyang Widhi Wasa)
  • Atma tattwa (percaya pada adanya roh leluhur)
  • Karmaphala (percaya pada hukum tentang sebab akibat perbuatan)
  • Samsara (percaya pada reinkarnasi/ kelahiran berulang-ulang)
  • Moksa (bebas dari ikatan keduniawian)

3. Trikayaparisudha. Tiga kelompok besar yang patut dijaga, yaitu:

  • Kayika (perbuatan yang benar: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina)
  • Wacika (perkataan yang benar: tidak mencaci, tidak berkata keras, tidak memfitnah, tidak ingkar janji)
  • Manacika (pikiran yang benar: tidak menginginkan sesuatu yang adharma, tidak berpikir buruk pada orang/ mahluk lain, percaya adanya karmaphala)

4. Caturpurusartha. Empat tujuan hidup:

  • Dharma (kebaikan di jalan Ida sanghyang Widhi Wasa)
  • Artha (pemenuhan kebutuhan benda-benda duniawi)
  • Kama (kenikmatan hidup)
  • Moksa (kebebasan abadi)

5. Caturmarga. Empat jalan manusia bersujud ke Ida Sanghyang Widhi Wasa:

  • Bhaktimarga (pasrah)
  • Karmamarga (kerja)
  • Jnanamarga (belajar agar mengetahui kebesaran-Nya)
  • Rajamarga (menggelar tapa-brata-yoga-samadi)

6. Yamabrata: Usaha-usaha mengendalikan diri, yaitu:

  • Anrsamsa (tidak egois)
  • Ksama (memaafkan)
  • Satya (jujur)
  • Ahimsa (tidak menyakiti)
  • Dama (sabar)
  • Arjawa (tulus)
  • Pritih (welas asih)
  • Prasada ( berpikiran suci)
  • Madhurya (bermuka manis)
  • Mardawa (lemah lembut)

7. Niyamabrata: Janji pada diri sendiri untuk berlaku dharma, yaitu:

  • Dana (dermawan)
  • Ijya (bersembahyang)
  • Tapa (mengekang nafsu jasmani)
  • Dhyana (sadar pada kebesaran Ida Sanghyang Widhi Wasa)
  • Swadhyaya (belajar)
  • Upasthanigraha (mengendalikan nafsu sex)
  • Brata (mengekang indria)
  • Upawasa (mengendalikan makan/ minum)
  • Mona (mengendalikan kata-kata)
  • Snana (menjaga kesucian lahir bathin)

8. Sadripu: mengendalikan enam musuh yang ada di diri sendiri:

  • Kama (nafsu)
  • Lobha (tamak)
  • Kroda (marah)
  • Mada (mabuk)
  • Moha (angkuh)
  • Matsarya (dengki irihati)

9. Sadatatayi: menghindari enam kekejaman:

  • Agnida (membakar)
  • Wisuda (meracun)
  • Atharwa (menenung)
  • Sastragna (merampok)
  • Dratikrama (memperkosa)
  • Rajapisuna (memfitnah)

10. Saptatimira: menghindari kemabukan-kemabukan karena

  • Surupa (cantik/ tampan)
  • Dana (kaya)
  • Guna (pandai)
  • Kulina (wangsa)
  • Yowana (remaja)
  • Kasuran (kemenangan)
  • Sura (minuman keras)

Bila manusia terlanjur berbuat dosa, petunjuk-petunjuk yang ada pada beberapa kitab-kitab/ lontar di bawah ini dapat digunakan sebagai pegangan:

Kitab Parasara Dharmasastra yang dianggap cocok untuk zaman kaliyuga sekarang ini, memuat beberapa ketentuan bila seseorang terlanjur berbuat dosa yang disebabkan antara lain karena:

  • Kelahiran dan kematian yang tidak wajar
  • Berzina
  • Digigit binatang tertentu
  • Membunuh
  • Mencederai sapi
  • Makan makanan terlarang

Ketentuan yang diatur dalam kitab itu hanyalah proses pensucian diri, bukan penebusan dosa.

Lontar Wrhaspati Tattwa menyatakan tiga kegiatan pokok yang perlu dilakukan bila seseorang ingin mencapai kelepasan:

  • Jnanabhyudreka: mengetahui semua tattwa Agama.
  • Indriyayogamarga: tidak tenggelam dalam kesukaan hawa nafsu.
  • Trsnadosaksaya: menghilangkan pahala dari perbuatan baik dan buruk.

Kitab Upanisad Utama, Brahmana ke-15 bagi manusia yang akan meninggal dunia, ucapkan mantram-mantram ini di telinganya:

HIRANMAYENA PATRENA SATYASYAPIHITAM MUKHAM
TAT TVAM, PUSAN, APARNU, SATYA DHARMAYA DRSTAYE

Artinya: wajah kebenaran ditutup oleh piring emas; bukalah ini o Pusan sehingga aku yang mencintai kebenaran bisa melihat.

PUSANN, EKARSE, YAMA, SURYA, PRAJA-PATYA
VYUHA RASMIN SAMUHA TEJAH
YAT TE RUPAM KALYANATAMAM
TAT TE PASYAMI YO SAV ASAU PURUSAS, SO HAM ASMI

Artinya: Pusan yang tunggal melihat, pengendali, o matahari putra dari prajapati sebarkanlah sinarmu dan kumpulkanlah sinarmu yang gemerlapan sehingga aku melihat di-Kau dalam bentukmu yang paling indah.

VAYUR ANILAM AMRTAM ATHEDAM BHASMANTAM SARIRAM
AUM KRTO SMARA, KRTAM SMARA, KRATO SMARA, KRTAM SMARA

Artinya: semoga hidup ini memasuki nafas yang abadi kemudian semoga tubuh ini berakhir menjadi abu, o buddhi ingatlah, ingatlah apa yang telah diperbuat.

AGNE NAYA SUPATHA, RAYE ASMAN, VISVANI, DEVA, VAYUNANI VIDVAN, YUYODHY ASMAJ JUHARANAM ENO, BHUYISTHAM TE NAMAUKTIM VIDHEMA

Artinya: agni tuntunlah kami pada jalan yang baik kearah kekekalan, o Tuhan yang mengerti semua perbuatan-perbuatanku, ambilah semua dosa dariku, kami akan menghadap-Mu.

Lontar Siwaratrikalpa karangan Mpu Tanakung yang diilhami oleh Purana-purana sanskerta: Padma, Siwa, Skanda, dan Garuda, menokohkan Lubdhaka sebagai orang yang sadar pada dosa-dosanya di masa lalu.

Kemudian di hari Siwaratri (panglong ping 14 tileming kapitu) tanpa sengaja ia membangun tapa-brata-yoga-samadi, dianggap sebagai langkah kesadaran dharma karena membangun tapa-brata-yoga-samadi bersamaan dengan waktu Bethara Siwa beryoga samadi untuk kesejahteraan jagat raya beserta isinya.

Setelah Siwaratri, Lubdhaka tidak pernah lagi melakukan perbuatan-perbuatan adharma. Ketika Lubdhaka meninggal dunia, kesadaran dharmanya dinilai positif oleh Bethara Yama sehingga Lubdhaka masuk sorga. Manusia Hindu diharap meniru apa yang dilakukan Lubdhaka.

KESIMPULAN

Dosa tidak dapat ditebus atau dihapus, namun dosa atau perbuatan adharma dapat diimbangi dengan perbuatan dharma sehingga diharapkan terjadi keseimbangan yang relatif lebih mengunggulkan dharma.

Diibaratkan dosa itu bagai sinar matahari yang terik, bila berhembus angin rasa panasnya akan berkurang. Angin itu ibarat perbuatan-perbuatan dharma.

Sarasamuscaya sloka ke-16:

YATHADITYAH SAMUDYAN WAI TAMAH, SARWWAM WYAPOHATI, EWAM KALYANAMATISTAM SARWWA, PAPAM WYAPOHATI

Laksana sifat surya, begitu terbit melenyapkan gelapnya dunia, demikianlah orang yang mengusahakan dharma akan menghilangkan segala macam penderitaan.

**stitidharma.org

Narkoba Dalam Pandangan Hindu


Dewasa ini penggunaan narkoba apapun jenisnya dimasyarakat semakin memprihatinkan. Hampir semua golongan masyarakat pernah tersangkut kasus narkoba, hal inilah yang menjadikan Indonesia umumnya dan Bali khususnya menjadi target sasaran pemasaran barang haram tersebut. Dalam pandangan Hindu penggunaan narkoba dapat dimasukkan sebagai bagian dari Sad Ripu yaitu Enam musuh dalam diri, dimana meliputi: Kama(hawa napsu), Lobha(tidak pernah puas dengan apa yang ada), Krodha(marah), Mada(mabuk),Moha(kebingungan) dan Matsarya(iri/dengki). Orang yang telah menkonsumsi narkoba bahkan yang sudah ketagihan telah dikuasai oleh Sad Ripu.

Dengan mengkonsumsi narkoba itu artinya pengguna tidak dapat menahan atau mengendalikan napsu(kama) untuk menjaga batas-batas wajar dan benar tentang apa yang patut dikonsumsi dan apa yang tidak patut dinikmati. Kama yang tak terkendalikan membuat seseorang tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang bisa dinikmati.

Orang yang kecanduan narkoba cenderung pemarah, apalagi jika ketergantungan akan narkoba tidak dapat dipenuhi, hal ini berpengaruh meningkatnya angka kejahatan. Krodha yang dipengaruhi narkoba menyebabkan seseorang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.

Mada(mabuk), para pecandu narkoba tidak dapat terlepas dari kondisi mada(mabuk) dimana perasaan bahagia, senang tanpa beban dihanyutkan oleh ilusi, halusinasi dan mimpi-mimpi kosong. Keadaan ini sering menimbulkan masalah sosial seperti perkelahian, tawuran dll.

Akibat lain dari narkoba adalah Moha(linglung), narkoba mengakibatkan pola pikir seseorang tidak sehat, fisik akan rapuh. Pelan tapi pasti pecandu narkoba telah menggali kubur bagi dirinya sendiri :p.

Pecandu narkoba cenderung sensitif dengan lingkungan sosial sekitarnya, bagi anggota keluarga yang terlanjur memiliki pecandu narkoba hendaknya memberika dukungan untuk mampu lepas dari jeratan narkoba. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melepaskan diri dari pelukan Sad Ripu narkoba.

Didalam Bhagawad-gita disebutkan:

“Kenikmatan yang berasal dari hubungan dengan duniawi(termasuk narkoba) hanya merupakan sumber penderitaan belaka, ada awalnya dan ada akhirnya. Seorang budiman ia tidak akan tertarik pada semua itu”.

Bagi generasi muda Hindu, cara terbaik untuk terhindar dari jeratan narkoba adalah: meningkatkan sraddha bhakti dan pandai memilih teman dalam bergaul sehari-hari.

Tips Mengatasi Rasa Dengki/Iri Hati [Matsarya]


Ada enam jenis musuh yang lahir dari sifat manusia dalam Hindu disebut dengan Sad Ripu. Salah satu dari enam jenis musuh tersebut adalah Matsarya atau Dengki/Iri Hati.

iri hati

Iri hati adalah jenis kekotoran bathin yang paling gelap. Kalau dalam pikiran kita masih ada rasa iri hati, itu pertanda kekotoran bathin kita masih sangat pekat. Apalagi kalau sudah terkena “penyakit SMS” [susah melihat orang senang, senang melihat orang susah]. Dan kalau kita tidak mau kehidupan maupun kematian yang juga gelap, ini musti cepat-cepat kita bersihkan.

Mengapa disebut kekotoran bathin masih sangat pekat ? Coba bayangkan bila kita berhadapan dengan orang yang masih kuat iri hati-nya seperti ini -yang kekotoran bathin-nya masih sangat pekat-, kita dibuat serba salah. Kalau kita lebih rendah, dia akan menghina. Kalau kita sederajat, dia akan bersaing. Kalau kita lebih tinggi dia akan iri hati. Semua tindakan atau posisi kita menjadi serba salah. Sehingga hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah diam sempurna.

MENGELOLA IRI HATI / DENGKI UNTUK STANDAR ORANG BIASA

1. RASA IRI HATI ITU DILAWAN. Caranya macam-macam, misalnya rasa iri hati itu diperangi dengan ajaran agama, atau diperangi dengan takut hukum karma. Kalau cocok silahkan gunakan cara ini. Akan tetapi seringkali cara ini kurang efektif, karena cara ini menciptakan konflik baru di dalam bathin kita.

2. RASA IRI HATI ITU DIKELOLA. Pahami iri hati itu sebagai sejenis energi. Misalnya laksana api. Energi ini tergantung kita, bisa memakainya atau tidak. Di tangan orang yang pintar memasak, api itu berguna membuat beras menjadi nasi, sayuran jadi capcai. Tapi di tangan anak-anak yang tidak tahu bagaimana menggunakan api, api bisa berbahaya dan membuat rumah jadi terbakar. Nah, dalam hal ini juga sama, sekarang tergantung bagaimana kita menggunakan iri itu sebagai energi di waktu dan tempat yang tepat.

Mengapa ada orang iri hati ? Orang yang iri, dengki, itu di dalam dirinya energi-nya tinggi atau bahkan berlebihan. Dia tidak punya media dan tempat untuk mengekspresikannya. Ini seperti pisau di dapur, kalau kita bisa memakainya, dia berguna untuk memotong bawang dan bahan masakan lainnya. Tapi kalau kita tidak bisa memakai, bisa jadi berbahaya dan orang lain kita tusuk. Sehingga salurkanlah energi ini. Kemana disalurkan ? Gunakan energi iri hati ini untuk hal yang baik. Misalnya : iri sama tetangga yang kaya, jangan fokus sama tetangga itu. Sekarang belajar yang keras, bekerja yang keras, biar kita bisa sama kaya-nya dengan dia. Iri sama rekan kerja yang sukses, jangan fokus sama rekan kerja itu, belajar yang keras, bekerja yang keras, kelak waktu yang akan membawa kita sama suksesnya dengan dia, dll.

Lebih mulia lagi kalau kita bisa menggunakan energi berlebihan ini ke arah yang terang. Misalnya : kerja sosial, membantu orang lain, ngayah di pura, dll. Itu cara menggunakan energi iri biar positif, biar dia tersalurkan gunakan ke arah yang tepat dan berguna.

Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya.

Rumah Dharma – Hindu Indonesia

%d bloggers like this: