Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

PURA LINGSAR NARMADA LOMBOK


Image by: Lombok Garnish

Sebagaimana Bali, di Lombok kita juga dapat mengunjungi berbagai pura, salah satunya Pura Lingsar yang terkenal akan nilai-nilai toleransi umat beragama. Pura Lingsar berada di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat dan merupakan pura terbesar di Lombok. Dibangun sejak 1741 oleh Raja Anak Agung Ketut Karangasem dan dianggap pura yang paling suci di Lombok.

Uniknya, pura ini gabungan antara nilai-nilai agama Hindu dan Islam Wetu Telu. Kawasan pura ini terbagi menjadi dua. Di bagian utara terdapat pura Hindu bernama Gaduh, sedangkan di bagian selatan berdiri pura Weku Telu bernama Kemaliq.

Konon, tempat itu dibangun sebagai lambang persatuan. Karena itulah, tak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam komplek pura yang luas itu. Umat Hindu dan Suku sasak yang beragama Islam secara rukun merawat pura itu secara bersama-sama. Simbol toleransi, juga dilambangkan dengan aturan tak tertulis, bahwa siapa saja yang datang ke tempat suci itu, tak diperkenankan menghaturkan sesaji dari babi dan sapi. Babi haram bagi umat Islam, dan sapi dianggap suci oleh umat Hindu.

Kendati selalu digunakan untuk beribadah dua agama yang berbeda namun dalam setahun sekali ada upacara yang melibatkan umat Hindu dan Islam di pura ini yaitu Upacara Perang Topat. Dalam ritual ini mereka “berperang” menggunakan topat atau ketupat yang dilemparkan kepada sesama temannya sebagai tanda bersyukur atas rejeki yang selalu dilimpahkan oleh Tuhan. Perang Topat biasanya dilakukan pada sebelum musim tanam pagi dan sesudah musim penghujan.

Dalam Pura ini mengalir sebuah mata air yang tidak pernah surut dibentuk dalam beberapa kolam dan dianggap suci oleh sebagian penduduk karena dipercaya mampu memberikan peruntungan. Pada suatu kolam para wisatawan biasanya melempar uang logam ke dalamnya dengan posisi membelakangi kolam sambil menyebutkan keinginannya dalam hati. Di dalam kolam tersebut terdapat ikan julit (mirip belut), konon umur ikan tersebut ratusan tahun. Kepercayaan masyarakat sekitar, keinginan kita akan terkabul jika setelah melempar koin kemudian ikan tersebut menampakkan wujudnya di dalam kolam. Pada kolam yang di bagian dalam biasanya para wisatawan mencoba peruntungannya dengan menggunakan berbagai cara agar ikan tersebut bisa keluar, diantaranya memancingnya dengan telur rebus, karena ikan tersebut jarang sekali keluar.

Terima kasih: Leak Bali

Artikel lain:

  1. Pura Agama Hindu di Nusantara(1)
  2. Sejarah Pura Mandara Giri Lumajang
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: