Mempunyai luas tanah yang terbatas memang agak sulit mengatur tata letak padma atau sanggah bagi keluarga Hindu, lahan terbatas biasanya dihadapi oleh warga yang tinggal didalam kota misalkan di perumahan. Pertimbangan lain biasanya “tinggal di kota hanya untuk mencari nafkah, soal keagamaan(ngayah, ngaturang bhakti atau meyadnya) pasti akan pulang kampung karena banjar adatnya ada dikampung dll. Atas situasi tersebut diatas maka timbulah pemikiran untuk membuat tempat suci dirantau dengan konsep pragmatis, membangun tempat suci tanpa menyalahi petunjuk kitab suci.
Bagaimana memilih dan membangun padma, sanggah dengan area terbatas seperti tersebut diatas.? membangun sanggah lengkap termasuk padma di area yang sempit tentu akan mengurangi estetika Asta Kosala Kosali, disamping efek psiko-religius yaitu terganggunya rasa nyaman, khidmat dan khusuk dalam melakukan persembahyangan karena berhimpitnya palinggih-palinggih yang dibangun di area sanggah. Dengan demikian maka jelas tidak dimungkinkan untuk membangun sanggah lengkap(Kamulan, Taksu, Tugu Ngrurah, Piyasan) dan Padma. Solusinya adalah cukup dengan membangun palinggih Padma yang biasa disebut Padmasari. Padmasari berbeda dengan Padmasana, bedanya Padmasari tidak dilengkapi dengan Bedawangnala. Tetapi fungsi Padmasari secara filosofis sudah lengkap. Melalui Padmasari persembahyangan tidak saja tertuju kepada Bhatara-bhatari tetapi juga ke hadapan Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti. Bahkan kepada Ida Bathara yang bersthana di Pura Kahyangan lain seperti di Pura Besakih, Pura Batur dll bisa “diayat” atau “nyawang” melalui palinggih Padmasari.
Palinggih Padmasari memiliki multifungsi selain merupakan solusi bagi keluarga Hindu yang memiliki area pekarangan yang terbatas. Lontar Asta Kosala Kosali, Astha Bhumi, Dewa Tattwa, Wariga Catur Winasa Sari danUsana Dewa telah menyuratkan uraian diatas.
Artikel terkait: Pedoman membangun Padmasana
Semoga bermanfaat, Silahkan share:
Like this:
Like Loading...
Related
Recent Comments