Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Tag Archives: tata cara melukat

Makna dan Mantram saat Melukat


Melukat bertujuan untuk membersihkan kekacauan simpul-simpul energi-energi negatif dari dalam diri kita dengan bantuan alam semesta. Sehingga lapisan-lapisan badan kita dibersihkan menjadi lebih segar-seimbang dan tranformasi pikiran kita juga dibersihkan menjadi lebih baik dan terang, dari rasa takut menuju ketabahan, dari kemarahan menuju welas asih, dari kebencian menuju perdamaian, dari keinginan menuju pelepasan, dari kegelapan menuju penerangan. Dimana semuanya adalah satu manunggal tanpa batas. Melukat memberikan manfaat yang sangat positif lahir dan bathin jika kita melakukannya secara tekun dan rutin, misalnya: setiap purnama dan tilem dan harus dilakukan dengan cara yang benar.

Melukat bukan cara untuk menebus dosa, perlu diingat bahwa hukum karma hanya bisa berhenti ketika kita sudah mengalami moksha [pembebasan sempurna].

Apo adyanv acarisam rasena sam agasmahi
Payasvan agna a gahi sam prayaya sam ayusa | [Rig Veda I.23.23]

Artinya: Sekarang kami menerjunkan diri ke dalam air ini, kami meleburkan diri manunggal dengan kekuatan yang mewujudkan air ini. Semoga kekuatan suci yang tersembunyi dalam air ini, menyucikan dan memberikan kekuatan suci kepada kami.

Seperti halnya alam semesta [bhuana agung], badan kita [bhuana alit] juga terbagi menjadi Tri Loka [tiga bagian].

  1. Bhur Loka pada badan kita adalah bagian pusar ke bawah sampai ujung kaki.
  2. Bvah Loka pada badan kita adalah bagian leher ke bawah sampai pusar.
  3. Svah Loka pada badan kita adalah bagian leher ke atas sampai ujung kepala.

Pada masing-masing bagian tersebut terdapat kekacauan simpul-simpul energi negatif yang ketiganya saling berhubungan satu sama lain.

  • Pada Svah Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah dahi, yang merupakan simpul energi dari kecenderungan pikiran atau persepsi pikiran kita.
  • Pada Bvah Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah dada, yang merupakan simpul energi dari emosi dan perasaan kita, seperti misalnya : rasa sedih, rasa senang, rasa marah, rasa kecewa, dll.
  • Pada Bhur Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah antara kemaluan dan dubur, yang merupakan simpul energi dari kecenderungan binatang kita, seperti misalnya : tidak ada sifat welas asih, tega, kejam, serakah, mementingkan diri sendiri, penuh nafsu keinginan, suka berkelahi, bertengkar, iri hati, dll.

Sangat penting dalam proses pembersihan ini, seluruh bagian dari badan, termasuk bagian yang tersembunyi, semuanya harus berinteraksi langsung dengan air tanpa halangan. Itulah sebabnya dilakukan tanpa busana. Karena hanya dengan badan yang sepenuhnya terbuka, disana seluruh kekacauan simpul-simpul energi negatif yang ada pada ketiga loka pada lapisan-lapisan badan kita akan dibersihkan secara menyeluruh. Sehingga proses pembersihan ini efektif, dimana energi suci alam semesta terdistribusi dengan baik, dapat lebur menyatu dengan keseluruhan lapisan badan fisik dan lapisan badan halus kita.

Mantram saat melukat:

Om sarira parisudhamàm swàha

Artinya: Om Hyang Widhi, Semoga badan fisik dan badan pikiran hamba menjadi suci.

Kalau melukat di mata air, ucapkan mantram tersebut di setiap pancuran [masing-masing] sebelum kita membasahi rambut, membersihkan seluruh bagian badan dan sebelum meminum airnya tiga kali. Kalau melukat di campuhan atau laut, ucapkan mantram tersebut sama juga sebelum kita membersihkan diri, tapi tidak usah meminum airnya. Lebih baik lagi kalau proses melukat ini [terutama di mata air dan campuhan], kita lakukan juga sambil mandi dan keramas [dengan sabun dan shampoo].

Jalasena–abhi sincata
Jalasena-upa sincata | [Atharva Veda VI.57.2]
Artinya: Mandilah [mandi seperti biasa] dan basahi seluruh bagian tubuh [semua bagian tubuh terkena air langsung] yang dipengaruhi [penyakit dan energi negatif] di dalam air suci.

**artikel diolah dari berbagai sumber

 

Tata Cara Melukat


Sebelum melakukan upacara melukat ada baiknya untuk membersihkan badan jasmani dan rohani. Analogi yang mungkin mendekati untuk bisa menjelaskan adalah : pikiran dan badan kita ini ibarat gelas yang akan menampung energi alam dan energi alam ibarat air yang akan mengisi gelas tersebut. Semakin bersih pikiran kita dari sad ripu, semakin besar ”gelas-nya”, sehingga semakin banyak energi suci alam yang bisa ”ditampung” dan hasilnya tentu semakin baik.

Image by: koleksi pribadi. Tirtha Empul Gianyar.

Bagi orang yang merasa bathin dan kesehariannya kurang bersih. Bagi orang yang tidak-tenang, gelisah, banyak marah, banyak benci, penuh nafsu, dll, justru melukat bisa sangat membantu menetralisir energi-energi negatif di dalam diri kita. Tapi dengan catatan hal ini harus dilakukan dengan benar dan rutin, sehingga melukat dapat menjadi hal yang sangat membantu meningkatkan pertumbuhan [evolusi] jiwa kita.

Dimanapun kita melukat, sebaiknya kita sembahyang dahulu sebelum melukat. Bantennya Pejati atau jika tidak membawa Pejati cukup satu canang dan dupa. Seandainya juga tidak ada canang dan dupa, bisa kita gantikan dengan mempersembahkan Gayatri Mantram.

Apo asman matarah sundhayantu
Ghrtena no ghrtapvah punantu
Visvam hi ripram pravahanti devir
Ud id abhyah sucir a puta emi | [Rig Veda X.17.10]

Artinya: Semoga air suci berkah alam semesta ini menyucikan diri kami sehingga kami bercahaya gemerlapan. Semoga diri kami dibersihkan oleh air suci ini. Semoga air suci ini melenyapkan segala kekotoran kami. Kami akan bangkit [dari kegelapan] dan memperoleh kesucian darinya.

Dalam Veda ada berbagai mantra untuk persembahyangan sebelum melukat. Seandainya kita tidak hafal, persembahyangan bisa kita mulai dengan melafalkan Gayatri Mantram. Setelah itu kita mohon kepada Hyang Acintya dan dewa-dewi yang berstana disana, agar melalui penglukatan tersebut badan dan pikiran kita dibersihkan dari segala energi negatif. Khusus untuk di laut, kita mohonkan kepada Hyang Acintya dan Hyang Baruna [Dewa Varuna].

Setelah selesai melukat sebaiknya kita kembali sembahyang [Gayatri Mantra] atau sama baiknya juga kalau kita melakukan meditasi.

Semoga bermanfaat.

Memilih Tempat Melukat Yang Benar


Melukat berasal dari kata sulukat yakni su yang berarti baik dan lukat yang artinya pensucian. Upacara Melukat dipimpin oleh seorang pemangku. Banten yang digunakan seperti prascita dan bayuan yang disiapkan dengan diberikan mantra-mantra. Orang yang akan diupacarai akan dimantrai terlebih dahulu oleh pemangku. Setelah proses pemantraan selesai, orang yang akan diupacarai disiram dengan air kelapa gading. Setelah mandi air kelapa gading, ritual dilanjutkan dengan pemandian di danau, sungai, laut atau tempat pemandian yang diyakini membawa berkah. Upacara (melukat) ini sangat baik dilakukan pada saat bulan purnama, tilem, Kajeng Kliwon.

Photo: Koleksi pribadi. Tirtha Empul Gianyar.

Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia. Upacara ini dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu hingga saat ini. Pensucian secara rohani artinya menghilangkan pengaruh kotor/klesa dalam diri. Melukat menjadi salah satu ciri khas spiritualisme Hindu. Sebab melukat telah ada sejak jaman Veda, dimana dalam Veda sendiri tentang melukat ada dibahas dalam belasan sloka. Tapi dalam agama lain juga ada, seperti misalnya dalam tata cara Buddha di Tibet dan Kamboja. Melukat adalah menerima pembersihan dan penyembuhan langsung dari Ibu pertiwi dan Bapak alam semesta. Medianya adalah air, karena air di alam berfungsi sebagai media penghantar dan sekaligus sumber vibrasi energi suci alam semesta yang sangat baik. Energi-energi negatif yang menghambat di dalam diri kita dicerai-beraikan, untuk kemudian diselaraskan dengan energi alam semesta yang suci. Fenomena ketidakseimbangan aliran energi ini sendiri bisa dideteksi sejak awal mula sekali, melalui kondisi kesehatan kita dan bagaimana riak-riak emosi dan perasaan kita sendiri.

Dalam Veda disebutkan bahwa tubuh dan pikiran kita ini sebuah sistem [bhuana alit] yang merupakan bagian dari maha-sistem [alam semesta/bhuana agung]. Semuanya saling mempengaruhi satu sama lain, melalui vibrasi-vibrasi yang tidak bisa kita lihat dengan mata, yang disebut vibrasi kosmik. Energi suci yang ada di alam semesta dapat mentransformasi kecenderungan negatif di dalam lapisan tubuh kita menjadi positif.

Lokasi melukat sangatlah penting untuk kita perhatikan, baik secara niskala maupun sekala. Melukat harus dilaksanakan pada tiga lokasi titik air di alam yang terbaik, yaitu : sumber mata air dimana dijadikan tempat suci [misalnya : beji, pathirtan, dll], sungai suci atau pada campuhan [titik pertemuan dua buah sungai atau lebih] tertentu atau bisa juga di pantai [laut].

Upahvare girinam samghate ca
Nadinam, dhiya vipro ajayata | [Rig Veda VIII.6.28]
Artinya: Di tempat-tempat yang hening, di gunung-gunung [daerah pegunungan] pada pertemuan dua buah sungai [campuhan], disanalah para maharsi mendapatkan pemikiran yang jernih [suci].

Tam u sucim sucayo didivansam
Apam napatam parithasthur apah | [Rig Veda II.35.3].
Artinya: Air suci murni yang mengalir, baik dari mata air maupun dari laut, mempunyai kekuatan yang menyucikan.

Lokasi-lokasi seperti ini umumnya memiliki vibrasi positif yang sangat kuat. Kalau mata bathin kita sudah terbuka, kita akan bisa melihat bahwa di beji, pathirtan atau campuhan umumnya sangat disukai oleh mahluk-mahluk halus, karena mereka sendiri juga mendambakan energi positif dari tempat ini.

Ada dua hal yang sebaiknya kita perhatikan :

Secara niskala: sumber mata air, campuhan atau pantai tempat melukat, selayaknya dipilih yang memiliki vibrasi energi alam yang kuat. Akan tetapi tentunya hal ini tidak bisa dilihat oleh orang biasa secara kasat mata, hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang mata bathinnya sudah terbuka. Tapi seandainya kita orang biasa yang tidak tahu caranya, kita bisa mencoba berbagai tempat melukat terlebih dahulu. Lalu kita bisa memastikannya dengan merasakannya sendiri, lokasi mana yang paling bisa membuat bathin kita menjadi jernih dan sejuk.

Secara sekala: sumber mata air, campuhan atau pantai tempat melukat, harus memiliki air yang bersih atau jernih dan tidak tercemar. Karena hal ini juga ikut mempengaruhi kualitas air sebagai media perantara.

** artikel diolah dari : Berbagai sumber

%d bloggers like this: