Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Tag Archives: mecaru

Sebelum Membangun Rumah, Jangan Lupa Mecaru


Tanggal 13 Agustus 2013 adalah hari pertama nasarin/membuat pondasi rumah saya di OKU Timur Sum-Sel. Pagi hari sebelum para pekerja datang dilakukan upacara yang biasa dilakukan sebelum membuat bangunan yaitu mecaru ayam brumbun dan menghaturkan pejati di sedahan karang serta atur piuning(memohon ijin agar pekerjaan pembangunan berjalan lancar).

Entah karena apa malam harinya tanggal 14 Agustus 2013 pukul 00 saya bermimpi, dalam mimpi itu seolah saya sedang tidur saya merasakan ada kekuatan yang menarik kedua kaki saya tapi saya tidak berusaha untuk menahan atau melakukan perlawanan. Dalam mimpi itu saya seperti pasrah namun tetap mengucapkan Gayatri Mantram dan tetap berusaha fokus pada aksara suci Ongkara, beberapa saat kemudian saya seperti dilepaskan oleh kekuatan yang menarik saya dan saya pun terbangun.

Sebagai orang yang awam tentang arti mimpi saya dibuat gelisah dengan mimpi itu, di pikiran saya takut terjadi musibah yang menimpa saya atau keluarga saya. saya pun bertanya kepada orang yang saya anggap mengerti tentang ini. Saya pun bertanya kepada seorang pandita Ida Sri Bhagawan Dwija. Saya ceritakan tentang mimpi itu dan tentang pekerjaan pembuatan rumah yang sedang berjalan.

Saya disarankan untuk melakukan Upacara Mecaru ayam brumbun dan atur piuning di Pelinggih Sedahan Karang. Tujuan dari upacara ini adalah untuk mohon ijin agar pekerjaan pembangunan bisa berjalan lancar tanpa ada halangan apapun.

Upacara Melaspas


Melaspas wajib dilakukan bagi keluarga Hindu yang telah selesai mendirikan rumah tinggalnya. Selain rumah tinggal upacara melaspas juga dilakukan terhadap bangunan lain seperti bangunan suci(pura,merajan dll) hotel, kantor, toko bahkan kandang. Upacara melaspas bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan bangunan secara niskala sebelum digunakan atau ditempati. Melaspas dalam bahasa Bali memiliki arti Mlas artinya Pisah dan Pas artinyany Cocok, penjabaran arti Melaspas yaitu sebuah bangunan dibuat terdiri dari unsur yang berbeda ada kayu ada pula tanah(bata) dan batu, kemudian disatukan terbentuklah bangunan yang layak(cocok) untuk ditempati.

Upacara Melaspas wajib dilakukan Umat Hindu di Bali dan telah menjadi tradisi hingga kini, Melaspas dilakukan bertujuan untuk terciptanya ketenangan dan kedamaian bagi anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut terhindar dari hal-hal yang tidak diiginkan.

Tingkatan upacara melaspas, seperti halnya upacara-upacara lainnya yaitu:

  1. Kanista, upacara yang dilakukan paling sederhana
  2. Madya, Upacara yang dilakukan tergolong sedang.
  3. Utama, Upacara yang dilakukan tergolong besar.

Sebelumnya dilakukan upacara Melaspas, dilakukan terlebih dahulu mecaru.

  • Nedunang Bhutakala
  • Menghaturkan Labaan
  • Mengembalikan ketempatnya masing-masing.

Selanjutnya baru dilakukan upacara Melaspas, Rangkaian upacara melaspas sebagai berikut:

  1. Mengucapkan orti pada mudra bangunan
  2. Memasang ulap ulap pada bangunan, ulap ulap dipasang tergantung jenis bangunan ( ulap ulap kertas yang ditulis dengan hurup rajahan ).
  3. Bila bangunan tersebut tempat suci maka dasar banguan digali lubang untuk tempatkan pedagingan, kalau bangunan utama di isi pedagingan pada puncak dan madya juga, pada bagian puncak diisi padma dari emas.
  4. Pangurip urip,arang bunga digoreskan pada tiap tiap bangunan (melambangkan tri murti, Brahmana, Visnu, Iswara), jadi umat Hindu Bali percaya bahwa bangunan yang didirikan tersebut menpunyai daya hidup.
  5. Ngayaban banten ayaban dan ngayaban pras pamlaspas yang didahului memberikan sesajen pada sanggah surya ( Batang bambu yang menjulang tinggi)
  6. Ngayaban caru prabot
  7. Ngeteg-Linggih. Bila yang di Melaspas adalah tempat suci (palinggih), lalu upacaranya di tingkat madya dan nistaning utama bisa dilaksanakan sekaligus. (Drs.I Nyoman Singgih Wikarman)

Puncak upacara melaspas umumnya disertai dengan menancapkan tiga jenis bentuk banten yang disebut ”Orti”. Tiga jenis banten Orti itu adalah Orti Temu, Orti Ancak dan Orti Bingin. Tiga Orti ini menggambarkan makna dari rumah tinggal tersebut. Orti Temu sebagai simbol yang melukiskan rumah tinggal itu setelah dipelaspas bukan merupakan rangkaian bahan-bahan bangunan yang bersifat sekala semata yang tak bernyawa, tetapi sudah ditemukan dengan kekuatan spiritual yang niskala dengan upacara yadnya yang sakral. Ini artinya rumah tinggal itu sudah hidup atau ”maurip” secara keagamaan.

Kesimpulannya, Upacara Melaspas dilakukan bertujuan untuk memohon kepada Hyang Widhi Wasa agar bagunan yang akan ditempati diberikan anugerah keselamatan dan kerahayuan bagi semua yang ada didalamnya.

**dari berbagai sumber

%d bloggers like this: