Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Tag Archives: sanur

Tirta Yatra ke Pura Dalem Ped


Ya atmada balada yasya visva
upasate prasisam yasya devah
yasya chaya-amrtam yasya mrtyuh,
kasmani devaya havisa vidhema.
(Reg Weda.X.121.2).

Artinya:
Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan spiritual (rohani) dan fisikal (jasmani). Semua sinar sucinya yang disebut Deva berfungsi atas kehendak Tuhan. Kasih-Nya adalah keabadian, krodanya adalah kematian. Kami semuanya mengaturkan sembah kepada-Nya.

Buda Wage(Cemeng) Kelawu merupakan odalan di Pura Dalem Ped, Nusa Penida. Sebenarnya ini kali kesekian saya sembahyang ke Pura yang terkenal seantero Bali. Mengingat saya tidak mungkin untuk cuti berlama-lama, dan anak harus sekolah keesokan harinya maka saya putuskan untuk sembahyang ke Pura Dalem Ped saja, tidak mampir ke Pangkung Gede dan Cemulik tempat dimana leluhur saya berasal. Dan sayapun pulang pergi(Sanur-Nusa Penida) pada hari yang sama. Penyeberangan menuju Nusa Penida bisa ditempuh dari Pelabuhan Benoa, Sanur, Kusamba dan Padang Bai. Jika anda ingin membawa kendaraan(mobil,motor) ke Nusa Penida Saya sarankan anda naik kapal roro dari Padang Bai. Biasanya penyebrangan dari Padang Bai hanya sekali berangkat dalam sehari yaitu jam 11. dan kembali ke padang bai pada pukul 13:00.

Saya lebih sering menyebrang dari sanur, alasannya karena saya tidak membawa kendaraan, lagi pula motor/mobil lebih aman diparkir di sanur. Harga tiket 65000 /orang, jam 07:00 boat menuju Nusa Penida pun berangkat. Penyebrangan ditempuh kurang lebih 30 menit lumayan cepat. Sesampainya  di Br. Bias, Nusa Penida, tukang ojek pun terlihat sibuk menawarkan jasanya untuk mengantarkan penumpang menuju Pura Dalem Ped. Saya putuskan untuk naik angkot ikut rombongan lain yang sama-sama ke Pura Dalem Ped, Ongkosnya cuma 5000 /org, kalo ojek ongkosnya 10000/org.

Perjalanan menuju Pura Dalem Ped hanya ditempuh kurang lebih 10 menit dari dermaga. Sesampainya di area pura saya putuskan untuk beristirahat sejenak di wantilan. Merasa cukup beristirahat sayapun bersiap-siap mengikuti proses upacara odalan. Dimulai dengan mendak tirtha ke Beji. Persembahyangan di Pura Dalem Ped ada 4(empat) tahapan pertama sembahyang di Pura Segara sebagai tempat bersthananya Batara Baruna,terletak disisi utara hanya beberapa meter dari bibir pantai, kemudian persembahyangan dilanjutkan ke Pura Taman sebegai tempat penyucian, Pura Taman dikeliling kolam disekitarnya. Tahab ke-3 persembahyangan dilakukan di Pura Ratu Gede, merupakan simbol kesaktian penguasa Nusa Penida pada jamannya. Tahap terakhir persembahyangan dilakukan di Pura Penataran Agung, terletak di Jaba Tengah.

Artikel terkait: Pura Dalem Penataran Ped

Pura Sakenan


Pura Sakenan terletak di Desa Adat Serangan Denpasar Selatan,tidak sulit untuk menemukan letak Pura Dalem ini jika kebetulan anda ingin ber-tirta yatra tidak ada salahnya untuk menyempatkan diri untuk tangkil ke Pura Dalem Sakenan. Petunjuk menuju Pura Sakenan: Jika dari arah Pantai Sanur ikuti saja Jalan By Pass Ngurah Rai menuju Benoa, sebelum perempatan Benoa sebelah kiri ada jalan masuk kearah timur. Dulunya tidak ada akses jalan menuju Pura Dalem Sakenan, umat Hindu dulunya melewati rimbunan hutan bakau dan menyebrangi air payau atau menggunakan jasa perahu motor(jukung)atau sampan. Kini akses jalan diatas permukaan air payau sudah dibuat untuk mempermudah umat Hindu melakukan persembahyangan. untuk bisa menjangkau lokasi  pura kini bisa dengan kendaraan bermotor, kita hanya membayar ongkos parkir yang dipungut oleh desa adat setempat. Biasanya wisatawan asing pun selalu terlihat berbaur dengan umat Hindu untuk menyaksikan dan mengabadikan jalannya upacara yang bertepatan dengan Hari Raya Kuningan.

Pura Dalem Sakenan dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakretha, dalam lontar Usana Bali Mpu Kuturan membangun pura berdasarkan konsep yang dibawanya dari Majapahit, diterapkan di Bali seluruhnya. Sakenan berasal dan kata cakya yang berarti dapat langsung menyatukan pikiran. Pujawali atau piodalan di Pura Dalem Sakenan jatuh setiap 210 hari, pada Sabtu Kliwon, Wara Kuningan, bertepatan dengan Hari Raya Kuningan. Sedangkan keramaiannya diselenggarakan pada Minggu Umanis, wara Langkir. Biasanya Pujawali berlangsung(nyejer) selama 3 hari.

%d bloggers like this: