Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Tag Archives: moksa

Moksha


Tujuan akhir dari hidup manusia menurut agama Hindu adalah Mokhsa, yaitu  mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin (moksartham jagadhita). Kebahagiaan batin yang tertinggi ialah bersatunya Atman dengan Brahman. Moksa atau mukti atau nirwana berarti kebebasan, kemerdekaan atau terlepas dari ikatan karma, kelahiran, kematian, dan belenggu maya/ penderitaan hidup keduniawian.  Dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari- hari secara baik dan benar, misalnya dengan menjalankan sembahyang batin dengan menetapkan cipta (Dharana), memusatkan cipta (Dhyana) dan mengheningkan cipta (Semadhi), manusia berangsur- angsur akan dapat mencapai tujuan hidupnya yang tertinggi ialah bebas dari segala ikatan keduniawian, untuk mencapai bersatunya Atman dengan Brahman.

Moksha adalah hidup tak terbatas, pengetahuan tak terbatas dan kebahagiaan tak terbatas. Pembebasan manusia dari segala keterbatasan. Moksha disebut juga jivan-mukti, atau kebahagiaan jiwa yang tiada terbatas.

Dalam Upanishad dikatakan moksha adalah persatuan jiwa (roh) dengan Tuhan (Brahman) ibarat sungai yang mengalir ke laut dan kemudian bersatu dengan laut. Upanishad mengatakan : “Temukan kebahagiaan pada kelepasan” (Isa Upanishad); “Tuhan yang Esa yang tak terbatas adalah sumber kebahagiaan (yang terbatas)”. (Chandogya Upa). “Moksha atau kebebasan adalah tinggal dalam wujud-Nya yang abadi (Maha)”.

Apa yang dimaksud dengan pernyataan- pernyataan diatas?, Ia tampak sebagai ramuan-ramuan abstrak? Sulit bagi kita untuk membayangkan kebahagiaan yang dimaksudkan dalam moksha.

Di dunia ini kita merasa bahagia bila karir kita sukses. Hubungan suami istri dan hidup rumah tangga kita tidak mengalami gangguan. Anak-anak kita sehat dan cerdas.
Apakah ada kebahagiaan tanpa kesenangan seksual, kenikmatan lidah karena memakan buah atau minuman arak yang lesat? Kenikmatan seksual dan kenikmatan lidah karena makanan atau minuman bersifat badani. Karena itu bersifat sementara. Kenikmatan seksual hanya terasa selama aktivitas seksual itu berlangsung. Setelah aktivitas ini selesai, habis juga kenikmatan itu. Kenikmatan karena makanan dan minuman juga terjadi hanya selama kegiatan makan dan minum itu berlangsung. Setalah kegiatan ini selesai, habis juga kesenangannya.
Kebahagiaan yang sejati dan abadi tidak tergantung kepada aktivitas badani. Ia bersifat spiritual yang disebabkan oleh kehadiran Yang Suci.

Pengalaman Orang-orang Yang Pernah Mati


Hidup Sesudah Mati.

Dokter Raymond A. Moody, Jr, seorang psikiater telah mengadakan pene;itian tentang orang-orang yang pernah dinyatakan mati kemudian hidup kembali (near death experience atau mati suri). Pengalaman- pengalaman dari orang- orang yang pernah mengalami kematian seperti ini dikumpulkannya dalam bukunya yang terkenal “Life After Life” telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “Hidup Sesudah Mati”, diterbitkan oleh PT Gramedia.

Seseorang sedang menghadapi maut, pada saat ia mencapi puncak krisis fisiknya, ia mendengar ia dinyatakan mati oleh dokternya. Pada saat itu ia merasa dirinya bergerak dengan cepat melalui suatu terowongan yang gelap dan panjang. Setelah itu ia merasa tiba-tiba berada di luar jasadnya, tapi masih tetap dalam lingkungn yang sama. Ia melihat jasadnya dari satu jarak, seolah-olah ia seorang penonton. Ia menyaksikan usaha-usaha (dokter dan perawat) untuk menghidupkannya kembali. Tak lama kemudian ia melihat arwah saudara- saudara dan kawan-kawannya yang sudah meninggal, dan suatu mahluk cahaya yang penuh kehangatan dan cinta kasih belum pernah ditemuinya muncul dihadapannya. Sebelumnya mahluk tersebut meminta ia menilai kehidupannya dan membantunya dengan menunjukkan kilasan kejadian-kejadian penting dalam hidupnya secara tiba-tiba. Pada suatu saat ia merasa sampai pada satu batas dan ia harus kembali.Tapi ia tak ingin kembali. Di tempat baru ini ia ditemui oleh rasa gembira cinta dan kedamaian yang meluap-luap. Meskipun demikian, entah bagaimana ia bersatu kembali dengan jasadnya, dan ia hidup.

Inilah pengalaman dari orang-orang yang pernah mengalami kematian lalu hidup lagi:

“Semua rasa sakit musnah”
“Ada rasa damai dan tenang yang mutlak. Tak ada rasa takut sama sekali”
“Setelah aku kembali, aku terus menerus menangis selama kurang lebih seminggu karena aku harus hidup di dunia ini setelah aku melihat dunia yang satu lagi”.

Berikut ini kita kutipkan pernyataan-pernyataan mereeka secara lengkap.

“Pada saat terluka aku merasakan suatu perasaan sakit yang sangat hebat. Tapi kemudian semua rasa sakit lenyap. Hari terasa dingin, namun demikian sementara saya berada dalam tempat gelap itu saya merasakan kehangatan dan suatu perasaan senang tiada taranya yang pernah saya alami sebelumnya”.

Seorang wanita yang bernafas kembali setelah serangan jantung menuturkan:

“Saya mengalami perasaan yang sangat menyenangkan. Saya tidak merasakan perasaan lain kecuali kedamaian, kesenangan, hanya ketenangan. Saya merasa semua kesulitan saya hilang dan saya berkata kepada diri saya sendiri”. “Alangkah tenang dan damainya, dan saya tidak merasa sakit sama sekali”.

Seorang laki-laki yang lain menceritakan:

“Saya merasa kesunyian dan damai yang amat menyenangkan. Pengalaman itu sangat indah, dan saya merasakan kedamaian dalam hatiku”.

Seorang pria yang “mati” setelah terluka dalam perang vietnam mengatakan ia merasakan : “suatu perasaan lega yang luar biasa.Tak ada rasa sakit dan aku belum pernah merasa begitu santai. Aku merasa ketentraman dan semua begitu indah”.

Seorang wanita menuturkan :

“Saya menunggu tante saya yang sudah tua selama sakitnya yang terakhir. Saya membantu merawatnya dan pada waktu itu semua anggota keluarga berdo’a untuk kesembuhannya. Nafasnya berhenti beberapa kali tapi kemudaian ia hidup lagi. Akhirnya satu hari ia melihat saya dan berkata: “Joan, saya sudah ada di dunia sana, dan disana indah sekali. Saya ingin tinggal disana, tapi saya tidak bisa selama kamu berdoa agar saya kembali kesini bersama kalian. Doa kalian membuat saya tetap tinggal di sini. Tolonglah jangan berdoa lagi”. Kami semua memenuhi permintaannya berhenti berdoa, dan tak lama kemudian ia meninggal”.

Dalam bagian lain Dr. Raymond A. Moody, Jr. menjelaskan:

Bahkan mereka yang sebelumnya memiliki keyakinan tradisional tentang kehidupan sesudah mati tampaknya mulai sedikit berubah dengan keyakinannya semula setelah mereka mengalami “kematian” itu. Sesungguhnya dalam semua laporan yang saya kumpulkan tidak seorangpun dari mereka melukiskan gambaran mithological tentang apa yang terdapat pada kehidupan di dunia setelah mati itu.
Tidak seorangpun menjelaskan surga para kartunis yang gerbangnya penuh permata, jalan-jalan yang dibuat dari emas, dan malaikat-malaikat bersayap yang memainkan harpa, tidak ada neraka dengan api berkobar-kobar dan setan-setan dengan garpu penyiksa.

Allan Pring yang pernah mendapat pengalaman melihat “dunia lain” mengatakan : “Disana tidak ada seks, uang atau apapun yang berbau nafsu”.

Jika tidak ada neraka, lalu bagaimana dengan konsep ganjaran dan hukuman yang diajarkan oleh agama-agama? Apakah semua orang, tanpa memperhatikan perbuatannya di dunia ini akan memperoleh kebahagiaan di akhirat?.

Kemungkinan orang-orang yang pernah mengalami “kematian” yang diselidiki oleh Dr. Raymond A. Moody adalah orang-orang yang pada umumnya telah berbuat baik di dunia. Sebab dalam buku itu juga diceritakan bahwa orang-orang yang mencoba bunuh diri, “mati” lalu hidup kembali mengalami keadaan yang sama sekali tidak menyenangkan.

Penjelasan lainnya adalah bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan buruk, akan mendapat penderitaan dalam kelahirannya kembali di dunia ini.