Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Istri Menurut Kitab Suci Weda


Menjadi istri tentu harapan semua wanita didunia ini, dapat diterima dikeluarga besar suami adalah impian setiap wanita yang baru menikah. Tidak dipungkiri memasuki jenjang pernikahan kita harus menyiapkan mental untuk menjadi anggota baru dirumah suami. Keluarga suami hendaknya menerima kehadiran menantu tanpa syarat apapun, seperti menerima kehadiran anak kandung. Menciptakan suasana yang ramah untuk anggota baru dalam keluarga adalah kewajiban semuanya. Berikut adalah beberapa kutipan Kitab Suci Weda yang bisa jadikan pedoman untuk memasuki dunia baru rumah tangga.

Wahai mempelai wanita, dengan kedatanganmu ke rumah suamimu, semogalah kamu menjadi petunjuk yang terang terhadap keluarganya. Membantu dengan kebijaksanaan dan pengertian, semogalah kamu senantiasa mengikuti jalan yang benar dan hidup yang sehat dalam rumahmu. Semogalah Hyang Widhi menghujankan rahmat-Nya kepadamu.(Atharwa Weda XIV.2.27).

Wahai penganten wanita, datangilah dengan keramahanmu seluruh anggota suamimu. Bersama-samalah dalam suka dan duka dengan mereka. Semoga kehadiranmu di rumah suamimu memberikan kebahagiaan dan keberuntungan kepada suamimu, mertuamu laki-laki dan perempuan dan menjadi pengayom bagi seluruh keluarga. (Atharwa Weda XIV.2.26).

Seorang wanita, istri atau ibu juga hendaknya berpenampilan lemah lembut dan menjaga dengan baik setiap bagian tubuhnya. “Wahai wanita, bila berjalan lihatlah ke bawah, jangan menengadah dan bila duduk tutuplah kakimu rapat-rapat”(Rgveda VIII.33.19).

Wahai istri, tunjukkan keramahanmu, keberuntungan dan kesejahtraan, usahakanlah melahirkan anak. setia dan patuhlah kepada suamimu (Patibrata), siap sedialah menerima anugrah-Nya yang mulia” (Atharvaveda XIV.1.42)

Sungguhlah dosa besar jika seorang istri berani terhadap suaminya, berkata kasar terhadap suaminya. “Hendaknya istri berbicara lembut terhadap suaminya dengan keluhuran budi pekerti” (Atharvaveda , III.30.2).

Sebagai seorang istri tahan ujilah kamu, rawatlah dirimu, lakukan tapa brata, laksanakan Yajna di dalam rumah, bergembiralah kamu, bekerjalah keras kamu, engkau akan memperoleh kejayaan” (Yajurveda XVII.85).

Jadikanlah rumahmu itu seperti sorga, tempat pikiran-pikiran mulia, kebajikan dan kebahagiaan berkumpul di rumahmu itu”(Atharvaveda VI.120.3).

Seorang istri hendaknya melahirkan seorang anak yang perwira, senantiasa memuja Hyang Widhi dan para dewata, hendaknya patuh kepada suaminya dan mampu menyenangkan setiap orang, keluarga dan mengasihi semuanya.(Reg Weda X.85.43).

Seorang istri sesungguhnya adalah seorang cendekiawan dan mampu membimbing keluarganya”(Rgveda VIII.33.19)

Wahai para istri, senantiasalah memuja Sarasvati dan hormatlah kamu kepada yang lebih tua” (Atharvaveda XIV.2.20)

**Dari berbagai sumber

7 responses to “Istri Menurut Kitab Suci Weda

  1. Dewa putu astawa May 8, 2016 at 1:40 pm

    Itulah problem besar yg di hadapi umat hindu, khusunya bali, dg perkembangan jaman saat ini pindah kota krn faktor pekerjaan, sekolah, dll dan menetap di luar bali akhirnya dapat istri non bali yg terjadi cendrung seorang pria bali akan mdh pdh ikut keyakinan istri krn berbagai faktor, lingkungan, cinta, dan pengetahuan org bali umum nya sangat lemah ttg agama, kalopun ada yg bertahan krn faktor hormat leluhur/takut jd gunjingan masyarakat di kampung dll tp bertahan bukan krn keyakinan agama nya yg kuat, sdh byk sy lht hal spt itu, sy sdh merantau keluar bali lebih dari 30 th, yg lbh parah disini adlh bila seorang wanita hindu dpt suami non hindu maka secara otomatis dia akan ikut keyakinan suaminya krn faktor adat tadi, nanti akan jd wangsa apa, kawitan dmn dll, sangat menyedihkan… sy pesimis umat hindu indonesia bs bertahan aplg berkembang dari pandangan saya sangat mustahil.. semoga saja rasa pesimis sy ini tdk benar, astungkara

    Liked by 1 person

    • admin May 9, 2016 at 12:55 am

      Om Swasty Astu,
      Terima kasih sudah mampir diblog paduarsana.com, tidak dipungkiri ya,. berbagai faktor membuat beberapa dari generasi Hindu pindah agama seperti yang Pak Dewa sebutkan, 20 tahun yang lalu ketika dunia internet begitu mahalnya, akses informasi terasa tak terjangkau, dimana suku bali yang tersebar melalui program transmigrasi tidak diikuti program pemerataan pembagunan spiritual(Hindu) hasilnya kita menjadi pribadi yang lemah dalam sradha. Itu adalah mimpi buruk bagi kita semua, menjadi kewajiban kita untuk selalu menanamkan nilai keHinduan pada anak-anak dimulai dari keluarga, banjar maupun pesraman-pesraman. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan bimbingan untuk selalu berada pada Sanatana Dharma. Om Santih, Santih, Santih Om

      Like

      • Made Suwindra May 9, 2016 at 11:42 pm

        Om suwasti astu,,,
        Tidak semuanya demikian,,, sy umat hindu yg kebetulan memperistri non hindu,,, sy bangga dan bersyukur lahir sbg hindu,,, bukan krn malu dipergunjingkan,,, tapi krn yakin akan kebenaran dan kemuliaan hindu,,,salam Rahayu!!!
        Om Santhi Santhi Santhi, Om

        Like

    • jero putu withari May 9, 2016 at 12:20 pm

      Saya kira anda terlalu fanatik…. karena yang saya tahu setiap agama tidak memaksa umatnya pindah agama. Karena Tuhan itu 1 hanya caranya yang berbeda. Anda hidup diluar bali 30 th, tapi anda tidak menyadari dibali seperti apa???bnyak orang hindu bali masuk ke agama lain diluar bali tapi didalam bali anda tidak memperhitungkan berapa banyak orang non hindu masuk hindu? Seharusnya anda bisa menghargai orang lain mau dia msuk non hindu ato yang msuk hindu itu adalah hak meraka.karena anda terlalu lama hidup ditempat yg bermayoritas non hindu jadi anda belum siap menerima kenyataan. Saya sarankan anda untuk kembali kebali agar tidak ada rasa pesimis. Karena kebetulan saya seorang muslim yang masuk hindu karena ikut suami dan mempercayai apa yang dipercayai suami. Meski btuh waktu lama agar saya direlakan ikut suami. Astungkare skrang sya bsa lebih dalam mengenal sang hyang widhi wasa dari suami dan pihak keluarga.

      Like

  2. Maria Theresyia Kussoy May 14, 2016 at 8:07 am

    Salam, .. saya senang sekali bisa mendptkan link ini lewat fb seorang teman, de’Agung.
    Saya senang membaca dan ingin mengetahui dan mempelajari lebih banyak ttg Hindu Bali dan Culture Bali, saya jatuh cinta, kepada Bali..secara keseluruhan (bukan pd personal).
    Semoga saya dapat membaca semua informasi yang disharekan disini.
    Matur Suksma, Astungkara, Namaste, Salam Kasih. <3

    Like

  3. Stamus Semper May 18, 2016 at 3:09 am

    saya lahir dan besar dirantau. tapi saya sangat bersyukur karena orang tua saya masih taat dengan keyakinannya. saya juga berada dilingkungan dan bergaul dengan lain keyakinan. sepupu saya ada yang masuk keyakinan lain dan ada uwak saya memperistri keyakinan lain dan dya masuk hindu. Meski saya tinggal diperantawan akan tetapi dalam fikiran saya, saya tidak pernah mau menjalin asmara dengan lain keyakinan meski main-main (cinta monyet). Perasaan seperti itu dapat dikendalikan oleh diri sendiri, diri kita lah yang menentukan. nah agar timbul perasaan seperti itu keluarga memiliki peran penting. Dengan memberikan arti prioritas dalam hidup, mengajarkan makna-makna baik yang diajarkan dalam keyakinan kita. Selalu menjaga kedekatan keluarga dan memaknainya. Jangan pernah mengajarkan dengan membanding2kan dengan keyakinan lain akan tetapi harus ajarkan tentang makna toleransi berbagi, makna dari menghargai mahluk lain, mempercai keseimbangan dengan alam yang dalam keyakinan kita sudah sangat jelas diajarkan. Dari hal tersebut akan timbul keyakinan yang besar akan keyakinan kita dan akan timbul kesetiaan. Aku memaknai itu mempercayai itu, tidak pernah dalam fikiran saya ada keyakinan yang terbaik tetapi manusianya lah yang baik atau tidak memaknai keyakinannya. Suksma….

    Like

  4. Pingback: Istri Menurut Kitab Suci Weda – Kalender Bali

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.