Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Mengapa Saya Masih Hindu


Oleh: Made K. Kurniawan

Why I am still A Hindu (Mengapa Saya Masih Hindu) ?

Aum Svastiastu,

Saya ada cerita sedikit tentang pengalaman saya waktu baru beberapa hari tiba di Kuwait. Pada sebuah kesempatan, salah seorang teman baik muslim dari Indonesia bertanya, “Made, kamu sudah tahu banyak tentang Islam dan paham ajaran Islam tapi kenapa kamu masih Hindu?

Pertanyaan sensitif yang perlu jawaban extra hati2 karena saya satu2nya orang yang berasal dari Bali dan beragama Hindu di negara arab (kandang Islam). Salah2 saya bisa pulang tinggal nama. Dia bertanya demikian setelah saya menceritakan latar belakang saya yaitu orang bali yang lahir dan besar di lingkungan muslim di Lampung dan ikut pelajaran agama islam dari SD sampai perguruan tinggi. Saya juga menceritakan pengalaman saya ketika kecil saya ikut teman2 sepermainan belajar mengaji (membaca quran) di sebuah surau ( Langgar ) dekat rumah saya tinggal. Tak pelak lingkungan yang demikian membuat saya fasih dan hafal surah2 utama dalam shalat khususnya surah Al-Fatiha.

Kebetulan yang bertanya ini adalah teman baik saya. Saya sering menginap dan makan di flat nya. Demi menjaga persahabatan dan tidak menyinggung perasaan dia, meskipun saya kritis terhadap Islam dan militan Hindu, saya hanya menjawab secara diplomatis, ‘mungkin saya belum mendapat hidayah dari Allah. Doakan saja supaya saya cepat mendapat hidayah dan segera masuk Islam. Insyalla, Allah Karim.’

Sambil tersenyum teman saya menimpali, ‘Bagus, Insyalla, Allah Karim.’

Setelah percakapan tsb, teman2 muslim yg lain memberi saya banyak buku2 referensi Islam dan bahkan ada yang menyarankan saya untuk meminta buku2 tentang Islam secara gratis di kantor Islam Presentation Committee ( IPC ) cabang Kuwait, sebuah organisasi syiar Islam yang memberikan informasi dan dakwah Islam secara gratis kepada para calon mualaf di Middle East.

Ya, saya memang sempat ke kantor IPC dan mendapat buku2 Islam gratis dan membacanya. Saya juga berdialog dan bertanya kepada teman2 muslim, ustad, mullah dari India, Pakistan, Bangladesh, Iran, Syria, Palestine, Jordania dll. Secara garis besar pandangan mereka dan umat muslim seluruh dunia tentang islam adalah sama yaitu Islam adalah satu2nya agama yg paling benar dan satu2nya paspor menuju surga karena memang demikianlah yg diajarkan oleh nabinya dan tercantum dalam kitab suci mereka.

Namun anehnya semakin byk saya membaca referensi Islam dan semakin byk yg saya ketahui tentang Islam khususnya riwayat Nabi Islam, justru saya malah semakin mantab memeluk Hindu. Tentu ini berbeda dengan kasus2 mualaf yang mengaku masuk Islam dan menjadi muslim setelah membaca dan mempelajari Islam.

Sekedar selingan, ada cerita menarik tentang teman saya dari Filipina yang sama2 bekerja di Kuwait. Dia pindah agama dari Kristen ke Islam. Kepada saya dia mengaku mempelajari islam selama kurang lebih 7 thn sebelum akhirnya memutuskan utk pindah menjadi muslimah. Saya tanya, “kamu tahu berapa jumlah isteri Nabi Muhammad?.” Dia jawab, tiga. Saya cuma tersenyum. Besoknya saya bawakan dia buku biografi Muhammad. Dia hampir tidak percaya bahwa Muhammad beristrikan 12 orang (ini yg resmi) tdk termasuk gundik (concubine tawanan perang). Saya bilang ke dia, nurani dan akal sehat saya sulit menerima dan mengakui org semacam itu sbg org suci apalagi sebagai nabi (utusan tuhan). Dia cuma bisa senyum sambil menelan ludah pahit.

Kembali ke cerita saya semula. Di bawah ini adalah bbrp alasan saya pribadi mengapa sampai sekarang saya masih beragama Hindu dan selamanya akan tetap Hindu.

  1. Merenungi karakteristik ajaran Veda yang begitu profound dan inklusif, saya berpendapat bahwa ajaran Veda diterima oleh orang2 suci (enlightened seers) yang benar2 suci dan qualified dibidang spiritual dan bebas dari dominasi triguna. Para Rsi2 agung ini mengajarkan ajaran suci Veda kepada manusia dari generasi ke generasi tanpa dilandasi motif self interest atau political interest sebagaimana yg terjadi pada agama2 semitik.
  2. Kalau pada agama2 semitik sang nabi naik ke bukit dan memproklamirkan diri (self proclaim) di hadapan orang2 mengaku sebagai nabi utusan tuhan dan bisa menerima wahyu pada saat kapan dan dimana saja termasuk di kasur, sumur dan dapur. Sedangkan Rsi2 Veda mendapat dan menerima wahyu Veda pada saat menjalani laku dan disiplin spiritual yg ketat dan lama sehingga mencapai tahapan samadhi, sebuah fase manunggaling dg Paramatma sehingga bisa memahami rahasia alam semesta termasuk Tuhan dan mentransformasinya ke dalam bahasa dan tulisan manusia. Pada tradisi Veda justru orang2 (publik) yang haus akan pelajaran spiritual lah yg datang ke Rsi untuk belajar spiritual dan bukan Rsi yang secara aktif pergi kesana kemari mencari pengikut sebanyak2nya sebagaimana yg kita lihat pada tradisi agama2 abrahamik.
  3. Saya meyakini letak geografis sangat menentukan karakteristik ajaran sebuah agama. Mengapa ajaran agama abrahamik terkesan keras dan barbar tidak lain disebabkan karena faktor alamnya yg keras dan suhu panas yg ektrim di daerah gurun pasir arabia menentukan aspek emosional inhabitannya. Berbeda dengan alam India tempat para Rsi Agung bertapa dan menerima wahyu Veda yaitu alam pepohonan yg hijau, gunung, bukit yg hijau, sungai dg air yg jernih dan menyejukkan, maka ajaran Veda pun menyejukkan.
  4. Hanya di Hindu saya menemukan ajaran persaudaraan yg menyejukkan yaitu konsep persaudaraan universal yg dikenal dg Vasudaiva Kutumbakam, sebuah mahavakya yg mengakui bahwa umat manusia terlepas dari apapun latar belakangnya (suku, agama, bahasa, bangsa, budaya, tradisi, warna kulit) diseluruh dunia bersaudara. Ini berbeda dg konsep agama semitik yang hanya mengakui org2 internal agamanya saja sbg saudara sedangkan org2 di luar agamanya sebagai musuh.
  5. Konsep Tuhan, Atman, Moksa, Reinkarnasi, Karma, Rta, Dharma (exclude the Puranas) bagi saya lebih appealing daripada konsep Tuhan, Surga, Neraka, Nabi, Pahala, Kiamat, alam kubur, hari pengadilan (judgement day) dan kebangkitan (resurrection) nya agama semitik. Note: I am not a big fan of Purana.
  6. Overall, kedalaman spiritual Veda lebih memuaskan kebutuhan spiritual saya ketimbang ajaran agama semitik yg dangkal dan kering. Bagi saya ajaran agama semitik hanya cocok utk anak2 TK (taman kanak2) dimana Tuhan bertindak seperti guru TK yg menakuti2 siswa dg hukuman jika tdk mengerjakan PR dan memberi hadiah jika mengerjakan PR.
  7. Nurani dan akal sehat saya menolak sifat2 Tuhan antropomorfik dalam ajaran agama2 semitik (pencemburu, pendendam, senang kalo disembah, marah dan murka kalau tdk disembah, bahkan yg lucu Tuhan menyesatkan manusia karena manusia menolak dan menentang nabinya).
  8. Nurani dan akal sehat saya menolak seseorang yg mengawini 12 wanita (blm termasuk gundik tawanan perang) sebagai org suci apalagi sebagai utusan tuhan, terlebih salah seorang isterinya adalah anak kecil umur 6 thn, anak ingusan yg blm paham bagaimana mengurus kerjaan di kasur, dapur dan sumur. Kualitas spt ini tentu sangat jauh dari kualifikasi org suci.
  9. Membaca biografi nabi Islam, artikel2 tulisan murtadin Anwar Shaikh (Islam: Arab Imperialism), the Nature of Prophethood, buku2 Ali Dasti, Ali Sina dll, saya mantab dan yakin akan kebenaran ajaran Veda.
  10. Kebenaran ajaran Veda adalah ‘self-evident dan experential” dan bersumber serta berdasarkan pengalaman spiritual langsung org2 yg tercerahkan (come, see, learn and experience the truth) dan bukan dogmatic yg berpusat pada satu orang nabi (listen and believe) yang mengeluarkan ayat semaunya kapan dan dimana saja termasuk saat di kasur, sumur dan dapur dan mengubah atau membatalkan ayat2 yg diterima sblmnya dg alasan ayat2 tsb datang dari bisikan setan dan bukan dari Tuhan.. (hahaha.. what a joke….?

Aum santih, santih, santih Aum.

7 responses to “Mengapa Saya Masih Hindu

  1. glembahu@yahoo.com December 17, 2012 at 5:04 pm

    SETELAH saya baca yang anda jelaskan saya berkeyakinan KEBENCIAN ANDA pada ISLAM LUAR BIASA ( faktor sakit hati karena ISLAM begitu LUAR BIASA dan yang pasti anda BELUM DAPAT HIDAYAH, saya pernah bertanya teman kuliah saya kenapa kebanyakan orang HINDU BALI kok senang menghamili dulu baru dikawin dan kalau tidak hamil tidak dikawin.saya kaget mendengar jawaban. Katanya TRADISI, saya hanya mengatakan WOW, tapi saya bersyukur punya pasangan dari KASTA ANAK AGUNG luar biasa alimnya dan mengakui bersyukur dapat hidayah ( walaupun dulu tidak suka suka dengan ISLAM karena hanya mendengar omongan dari orang orang sekitarnya yang tidak FAHAM ISLAM), Sekarang dia betul betul menuasai ISLAM penuh dengan kebahagiaan karena katanya saya sejak dulu mencari TUHAN YANG SEBENARNYA YANG MENCIPTAKAN ALAM SEISINYA. BUKAN TUHAN YANG DIBAYANGKAN DAN DIGAMBARKAN DENGAN BENTUK NGGAK KARUAN. BUKANKAH CIPTAANNYA BAGUS BAGUS dan ini BERARTI TUHAN ITU JAUH LEBIH BAGUS DAN TIDAK MUNGKIN SAMA DENGAN CIPTAANNYA,

    Like

    • admin December 19, 2012 at 5:29 am

      Terima kasih terlah berkunjung,, saya tidak perlu mencari Tuhan, karena Tuhan ada dimana-mana termasuk pada setiap ciptaan-Nya, yang pasti Tuhan saya berbeda dengan Tuhan anda, Tuhan saya tidak pernah membeda-bedakan ciptaan-Nya, Mau Hindu, Budha, Islam, Kristen semua mendapat perlindungan dari-Nya. Bagaimana dengan Tuhan anda?

      Like

  2. devi November 15, 2016 at 2:06 am

    bukannya tuhan hanya satu hanya agama yang membedakan cara menyembahnya, jadi untuk apa saling bersaing mengatakan tuhan mereka yang paling benar?, dan saya ingin mengatakan pendapat pribadi saya , tuhan itu suci tidak ada tuhan yang mengajarkan kita untuk saling menghina,mendemdam dll, dimata tuhan kita sama,, walaupun dengan agama yang berbeda berbeda,,

    Like

  3. gurutiksmayps January 27, 2017 at 2:19 am

    mantap. sangat inspiratif.

    Like

  4. muhamad July 26, 2017 at 6:27 am

    Ada yang bilang jika perbuatan Tuhan atau nabi atau rasul atau utusan Tuhan, siapapun itu jika perbuatannya secara logika kita, tidak masuk akal, atau bahkan bertentangan dengan hati nurani kita, yah contoh ada yang bilang kalo mayat dibakar tidak bisa dibangkitkan lagi, atau kalau menghina Tuhan harus mati, atau banyaklah, ( nggak usah saya sebutkan, anda cari tahu sendiri. karena saya tidak mewakili agama apapun dan saya juga tidak mau dianggap menyerang agama apapun. anda simpulkan sendiri.karena bahasan seperti ini jika yang membaca gampang tersinggung jadinya bisa panjang.) menurut logika pikiran kita , tidak masuk akal, tetapi jika kita tanyakan kepada seseorang yang expert di suatu agama mau itu pastur, pendeta, guru, kyai atau siapapun rata rata jawabnya sama, kita ini manusia akalnya ndak nyampe untuk kesana, itu kuasa yg diatas ( saya pakai bahasa yg halus ) kalo gak percaya coba aja.
    menurut saya Tuhan itu ya harus masuk diakal kita, kalo menurut saya Tuhan nggak mungkin secara logika memerintahkan itu ya sudah gak usah khawatir, jika kita melakukan sesuatu yang menurut hati nurani kita betul ya lakuin aja, jika Tuhan ada dia akan maklum, kalo Tuhan nggak bisa maklum , maka dia bukan Tuhan, kalo dia bukan Tuhan ,tak usah dipikirin? ( kingdom of heaven ) toh kita sudah tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. nggak perlu beragama untuk tahu membunuh itu tidak baik atau mencuri itu jahat, kalo butuh tabel pasti adalah di agama masing masing .peace!
    Tuhan itu ada didalam jiwa kita ( ebiet G ade ) maka berusahalah membuatNya tersenyum.
    berusahalah membuatNya tersenyum!

    Like

  5. Anjani November 24, 2018 at 2:34 pm

    can you talk more about Hindu?
    entah kenapa akhir akhir ini suka baca pengalaman pengalaman tentang orang orang yang mempelajari agama Hindu and i want to learn that :(

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.