Paduarsana

Berbagi Tentang Semua Hal

Menggugat Ceramah Ustad “Ida Bagus” Abdul Azis


Pernah mendengar kasus seorang Ustad Abdul Azis? Bagaimana pendapat pembaca mengenai sikap orang ini?. Diluar sana masih banyak ustad-ustad atau pendeta-pendeta yang mungkin keliru menilai Bali atau Hindu pada khususnya. Ada yang terang-terangan seperti yang dilakukan Ustad “bodoh”(maaf) Abdul Azis, adapula yang secara diam-diam. Bagi sahabat-sahabat non-hindu jika sekiranya anda belum memahami Hindu seperti apa, tolonglah.. dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada anda, bertanyalah. Saat ini banyak informasi yang bisa anda dapatkan mengenai Hindu, sehingga anda tidak terjebak pada pikiran buruk tentang Hindu, Bali dan Budayanya.

Berikut adalah gugatan isi ceramah ustad abdul azis ditulis oleh I.K Sugiartha, sisya Griya Taman Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Timur.

Apakah sama  agama dan  tradisi?  Secara umum dapat dijelaskan, bahwa Agama  adalah pengikat jiwa yang menuntun jalan mencapai Tuhan. Sementara tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan didalam melaksanakan ajaran agama.   Namun  seorang Ustadz Abdul Aziz,   yang mengaku mantan Hindu,  mengidentikan tradisi  dengan agama Hindu.  Padahal  Pak Ustadz ini,  katanya sudah  menyandang gelar  sarjana agama (SAg) Hindu dan sudah belajar Hindu selama 25 tahun, serta  menguasai Yoga Samadi. Bukan main. Tetapi, kenapa dia meninggalkan Hindu. Benarkah Mantram Tryambakam kalah dengan  suara Takbir?

Kesaksian Menjadi Muslim

Inilah rangkuman kesaksian Ustadz Abdul Aziz yang disampaikan di dalam sebuah pengajian  yang bertajuk  ‘’Kesaksian Hidayah Mantan Pemeluk Hindu’’ di Surakarta, Jawa Tengah,  pada Rabu, 21 Juli 2010, rekamannya beredar di tengah-tengah masyarakat,  penulis sampaikan dengan gaya bertutur seperti berikut ini.

Sebelum saya masuk Islam, agama saya adalah Hindu.  Pendidikan saya Sarjana Agama  Hindu.  Saya mempelajari Hindu sudah dua puluh lima tahun.  Orang mungkin tidak akan percaya kalau saya bisa  sampai masuk Islam. Saya berkasta brahmana. Nama depan saya  ‘’Ida Bagus’’ (dia tidak menyebutkan nama Hindunya).  Saya menguasai yoga samadi.

Saya melakukan praktek yoga samadi di Pura Mandara Giri Lumajang bersama beberapa orang teman saya.  Pada suatu hari saya disarankan untuk membaca Mantram Tryambakam. Saya pun terus aktif  membaca Mantram Tryambakam, pagi, sore dan malam. Pada hari ketiga yang melakukan yoga samadi, saya diuji Tuhan, ribuan nyamuk datang dan mengerubuti saya. Saya kemudian bacakan Mantram Tryambakam, nyamuk itu hilang. Pada hari kelima saya melakukan yoga semadi,  saya lagi diuji Tuhan,  aroma bau busuk menebar dari tubuh saya. Saya kemudian membacakan Tryambakam, bau busuk di tubuh saya  pun hilang.

Pada hari ketujuh saya melakukan yoga samadi,  tiba-tiba hati saya berdebar-debar. Saya terus membaca Tryambakam, tetapi guncangan hati saya tidak berhenti. Dalam situasi  berdebar-debar,  tiba-tiba saya mendengar suara takbir ‘’Allahuakbar … Allahuakbar’’. Padahal malam itu bukan malam idul fitri, lantas dari mana suara takbir itu datang. Saya coba lawan dengan Mantram Triyambakam, namun  suara takbir itu tidak hilang, malah suaranya semakin jelas dan kuat. Dari situ saya kemudian berpikir  bahwa ini adalah hidayah bagi saya. Saya kemudian masuk Islam pada tahun 1995,  dan  naik haji pada tahun 1996. Sepulang saya dari haji,  kedua orang tua saya dan lima saudara saya  semua ikut dengan saya masuk agama islam.

Panca Yajna:  Upacara Selamatan?

Tidak ada maksud sedikitpun dari penulis  untuk  mencampuri urusan privacy seorang Ustazd Abdul Aziz, lebih-lebih mengenai pilihan jalan (agama) penuntun hidupnya.  Cuma saja, yang mengundang  perhatian saya, karena   di dalam ceramahnya yang  berdurasi sekitar  satu setengah jam (dua CD) tersebut, Pak Ustadz  telah menjadikan ajaran ‘’Agama’’ Hindu sebagai bahan  banyolan, di antaranya seperti kalimat-kalimat yang dicetak miring berikut ini:

 Pertama. Panca Yajna adalah  lima  upacara selamatan di dalam agama Hindu, masing-masing:

  1. Dewa yajna yakni selamatan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.
  2. Rsi yajnya adalah selamatan kepada  orang-orang yang dianggap suci.
  3. Pitra yajna adalah selamatan kepada roh leluhur.
  4. Manusa yajna adalah selamatan kepada  manusia.
  5. Butha yajna adalah selamatan kepada  mahluk bawahan.

Melakukan selamatan ini adalah wajib hukumnya di dalam Agama  Hindu. Contoh  selamatan pada hari kematian, acaranya berlangsung pada hari pertama, ke-3, ke-7, ke-40,  ke-100 dan  nyewu (hari ke-1000).   ‘’Kalau tidak  punya uang untuk melaksanakan selamatan, wajib utang kepada tetangga. (jamaah tertawa).

Sebab  bila keluarga yang meninggal tidak diselamatin, rohnya akan gentayangan,  menjelma menjadi hewan,  binatang, bersemayam di keris dan jimat, dll. Makanya pohon-pohon diberi sarung, dan pada setiap hari Sukra Umanis jimat dan keris diberi minum kopi. ‘’Sedangkan yang melaksanakan selamatan, dapat tiket langsung masuk surga.’’  Di dalam Islam tidak ada selamatan-selamatan, tetapi yang ada adalah sedekoh. Sedekoh punya kelebihan dari selamatan yakni memberikan sedekoh ketika kita punya kelebihan yang biasanya dilakukan pada menjelang bulan puasa. Jadi bukan hasil utang.

Tanggapan Penulis.   Sejak SD saya belajar agama Hindu, sampai sekarang Panca Yajna itu artinya lima korban suci. Bahkan di dalam Kitab Bhagawad Gita, yajna berarti bakti, pengabdian, persembahan dan kurban (sedekah) yang dilakukan dengan tulus iklas (hati suci). Bukan berharap untung  yang lebih besar kepada Tuhan dari sedekoh yang kecil kepada manusia. Jadi Panca Yajnya itu adalah berbakti (sujud) kepada Tuhan (Dewa Yajna),  bakti kepada  orang suci  (Rsi Yajna),  berbakti kepada leluhur  (pitra yajna), melayani (berderma) kepada sesama (manusa yajna) dan bersedekah kepada bahluk bawahan (butha yajna). Tidak ada saya jumpai arti Panca Yajna adalah lima upacara  selamatan dan  wajib ngutang,  seperti  kitab yang dibaca Ustadz Abdul Aziz.

Istilah selamatan  tidak ada di dalam Hindu, apalagi selamatan atas kematian. Adapun rangkaian upacara kematian di dalam Hindu seperti  nelun, ngaben, ngeroras (memukur) dll. Pada intinya  merupakan penyucian sang jiwa dari unsur badan fisik, mendoakan agar perjalanan sang jiwa tidak mendapatkan halangan,  memperoleh ketenangan dan kedamaian di alam pitra. (Kitab Asvalayana Griha Sutra).  Masalah dia (sang jiwa) mendapat tiket ke sorga atau akan masuk neraka, tergantung dari  bekal  karmanya. Yang jelas sangat tidak ditentukan oleh acara selamatan.

Apalagi kalau dikatakan bahwa  roh yang tidak diselamatin  akan gentayangan, menjelma jadi hewan atau pohon,  itu  ada di cerita film kartun. Proses reinkarnasi berlangsung puluhan bahkan mungkin sampai ratusan  tahun. Sementara pohon-pohon di berikan busana (sarung: menurut Ustazd Abdul Aziz),  adalah  sebagai  tanda bahwa pohon-pohon  tersebut dilestarikan dan tidak boleh ditebang sembarangan. Ini wujud bahwa Hindu cinta lingkungan.

Kedua.  Di dalam agama Hindu, dalam memberangkatkan mayat ada tradisi trobosan yakni berjalan menerobos di bawah keranda mayat, sebagai wujud bhakti kepada orang tua yang meninggal. Dan ketika mayat ditandu ke kuburan, di sepanjang jalan dipayungi. Apakah mayatnya kepanasan? Belum pernah mati kok tahu mayat kepanasan. Di Islam acara-acara semacam itu tidak ada dasar hukumnya baik di ayat maupun hadist.

Tanggapan Penulis. Dengan tanpa bermaksud merendahkan kemampuan sosok Ustadz Abdul Aziz di bidang agama, namun perlu saya sampaikan bahwa rangkaian acara satu hari, 3, 7, 40, 100 dan  nyewu,  menurut hemat saya adalah tradisi di dalam kehidupan beragama dengan berbagai tujuan dan motivasinya. Misalnya ‘’Tradisi Nyewu di Yogyakarta’’ yang pernah dimuat di Media Hindu.  Tolong dibedakan antara agama dan tradisi.

Ketiga.  Apakah Tuhan Hindu minta makan? Lihat ini, Dewa makan bubur hangat. Dewa  Brahma masih  doyan pisang rebus  (Ustadz menunjukkan  gambar Brahma disertai sesajen termasuk tumpeng). Tumpeng bagi Hindu dianggap simbol Tri Murti. Barang siapa yang bisa membikin tumpeng, berarti dia sudah masuk Hindu.

Tanggapan Penulis. Orang bodoh pun tahu bahwa Tuhan tidak butuh apapun dari manusia, apalagi pisang rebus. Makanan duniawi cuma dibutuhkan oleh badan fisik, tidak untuk badan rohani. Persembahan berupa bebantenan yang dilakukan oleh orang Bali yang beragama Hindu  bukan untuk memberi dewa (Tuhan) makan. Akan tetapi, melakukan persembahan merupakan cara umat Hindu untuk mewujudkan rasa bhakti dan  ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan atas  segala anugerah-Nya. Persembahan tersebut kemudian dimohonkan untuk diberkati untuk selanjutnya dapat kita nikmati. ‘’Yang baik makan setelah upacara bakti, akan terlepas dari segala dosa, tetapi menyediakan makanan lezat hanya bagi sendiri, mereka ini sesungguhnya makan dosa. ‘’ (Bhagawad-gita. III.13)

Bisa membuat tumpeng berarti masuk Hindu? Ini bombastis. Untuk menjadi Hindu ada proses ritualnya, di antaranya upacara sudi widana dan mengucapkan Panca Sradha.  Banyak orang muslim, kristen dan Budha yang pandai  membuat tumpeng, apakah itu berarti mereka masuk Hindu?

Para Wali Menjiplak Weda?

Menanggapi  pertanyaan seorang jamaah mengenai film  seri kartun ‘’Little Krsna’’ di  TV, Ustadz Abdul Aziz  mengatakan, ‘’Hati-hati, awasi anak-anak kita, itu cara-cara orang di luar muslim untuk melakukan cuci otak terhadap anak-anak kita (muslim).’’   Sedangkan setahu saya,  cuci otak itu adalah cara teroris untuk merekrut anggota. Teroris itu siapa?  Tidak pernah ada di dalam Hindu gerakan cuci otak untuk merekrut orang (agama) lain. Yang ada malah sebaliknya, orang di luar Hindu yang sibuk melakukan gerakan konversi untuk  memperoleh tabungan pahala.

Benarkah para wali dulu mengubah (menjiplak) doa-doa Hindu ke dalam bahasa Alquran?’’  Atas pertanyaan seorang jamaah lainnya ini, Ustadz Abdul Aziz tidak  kuasa menjawab. ‘’Saya tidak berani  menjawab pertanyan ini, karena saya tidak punya referensi sebagai dasar,’’ tangkisnya. Apa  makna di balik kata tidak berani tersebut? Apa benar dia tidak punya referensi?

Seorang ustadz yang  mengaku telah belajar weda selama 25 tahun,  tetapi referensi yang disampaikan  kok malah muter-muter  soal tradisi melulu; acara selamatan, terobosan,  memayungi mayat, pohon pakai sarung, keris dan jimat minum kopi, membuat tumpeng.

Padahal harus disadari, yang namanya tradisi tentulah berbeda sesuai dengan desa,  kala, patra (tempat, waktu dan keadaan), baik di dalam satu agama apalagi beda agama. Semua agama punya tradisi, termasuk di kalangan umat Islam.  Tetapi sepanjang hal itu dilakukan sebagai ungkapan rasa bhakti,  rasa hormat dan doa,  kenapa tidak diapresiasi. Tidak ada dasar hukumnya (bida’ah)?  Sekarang zaman komputerisasi, di mana-mana orang pakai laptop,  HP, pesawat terbang, sepeda motor, apakah juga bida’ah menurut Islam?

Selama berceramah, tidak ada sepotong filsafat pun yang terlontar dari mulut sang ustadz.  Sementara  esensi dari ajaran Hindu  ada pada filsafat. Di situ logika dimainkan, bukan sekedar keyakinan semu dengan menelan  mentah ayat-ayat dalam kitab suci.

Mantram Tryambakam adalah syair yang sakral dan memiliki kekuatan (energi)  gaib. Kalau sekedar ngusir nyamuk dan menghilangkan bau busuk, ngapain harus melakukan yoga samadi sampai tujuh hari tujuh malam, cukup dengan autan saja. Sedangkan di dalam melakukan yoga samadi,  pada  tahap tertentu, berbagai bentuk godaan bisa saja  muncul.   Namun hal itu bukanlah petunjuk Tuhan (hidayah),  malah  bila kita tidak kuat bisa terjerumus.

31 responses to “Menggugat Ceramah Ustad “Ida Bagus” Abdul Azis

  1. my hindu August 24, 2012 at 6:05 am

    astungkara…………”ida bagus” gadungan tersebut meninggalkan hindu, apa jadinya hindu jika memiliki guru agama seperti dia, damailah hinduku, “ida bagus” seperti itu hanya gonggongan anjing…….

    Like

    • admin August 26, 2012 at 1:17 am

      Suksma sampun berkunjung.. ini salah satu tantangan Hindu. kita harus mampu menjawab setiap kekeliruan pandangan orang lain terhadap Hindu dengan membekali diri dengan pengetahuan.

      Like

  2. Gek Jegeg October 24, 2012 at 8:57 am

    tiang sangat percaya akan karma pala, ‘ida bagus’ itu akan mendapan karma atas perbuatannya sendiri

    Like

  3. Kadek Martini November 12, 2012 at 3:34 am

    Saya beragama Hindu tentunya sejak kecil saya sudah akrab dengan semua tradisi , memang cenderung kita umat Hindu saat ditanya kenapa melakukan hal itu sebagian besar tidak punya jawaban yang pasti karena apa pengetahuan kita sangat minim

    Sangat diperlukan sosialisasi yang lebih mantap dan menyentuh lansung ke Umat jadi kita semua akan semakin paham mengenai Hindu .

    Beberapa hari lalu saya dalam ketakutan yang termat sangat dalam tidur saya datang lah sosok Tuhan Yesus menghampiri saya dan mengulurkan tangan disana saya merasa begitu damai . tapi bukan berarti setelah ini saya perpindah agama ke Kristen saya lebih memaknai segala sesuatu itu sifatnya Universal Tuhan bisa datang dan menolong kita dalam wujud apa saja toh kita tidak akan pernah Tahu perwujudan NYA sebenarnya . selama kita yakin beliau akan selalu menolong kita.

    Jadi buat saya poros kita cuma satu yaitu keimanan seberapa kuatkah kita , seberapa sabarkah kita , kalau tidak kuat yah akan seperti Ustadz itu jadinya

    Saya cuman bisa mengucapkan selamat saja selamat menjadi orang sesat :)

    Like

  4. Gaura Hari November 19, 2012 at 4:47 am

    Om Suastiastu, saya enjoy sekali baca tulisan para generasi muda hindu yang mulai tergerak untuk bersuara. dan tidak hanya sekedar koh ngomong. walaupun memang sebagaian besar kaum mudanya lebih getol buat status engga’ penting ples sing keruan cuntrungannya di Face book. saya pribadi mengapresiasi tulisan ini. silahkan terus berkarya, dan sebagai bahan masukan, silahkan kunjungi blog saya di http//www.renungankuplesrenunganmu.blogspot.com

    Like

  5. Ni Kadek Nia November 28, 2012 at 3:04 pm

    Hyang Widhi akan slalu melindungi umatnya. Tuhan selalu memberi yang terbaik bagi umatnya. Walaupun umat HIndu minoritas, percayalah.. umat hindu akan sll ada pd jalan yg bnr. krna hindu itu adalah agm yg prtama kali lahir d dunia. tidak pnh ada prubahan. hnya turun menurun dri prtama kali diwahyukan oleh Hyang Widhi.

    Like

  6. Ni Kadek Nia November 28, 2012 at 3:13 pm

    sy adlh murid kls 3 smp. d sklh, sy adalah siswa hindu sndiri. di sini, sy mmpunyai tnggung jwb utk mnjaga nama baik hindu. sy jg menuntun adik-adik dri skolah lain agar kuat dri stiap godaan d sklhnya. Sy skit hati skali saat mngtahui ada org sejahat “ida bagus” jadi2an itu. kliatan tolol bodoh-nya. utk apa dia memahami hindu 25 tahun??? tapi kok yg diceramahin ke org2 beda sm apa yg (seharusnya) dipelajari? BODOH. yg dipelajari itu dari buku hindu atau buku mewarnai sih?!!sharusnya, org2 yg diceramahi dia juga MAININ LOGIKAnya dong. org ceramah tu niatnya baik, LHA INI?? KOK MENCELA agama lain, udah gitu AJARANNYA 180 derajat kebalik + salah semua.. gamutu. 1 1/2 jam cuma dengerin ceramah dia??? mending baca komik, nonton naruto, hbis itu tri sandya. 1 1/2 jam cukup buat brbagai aktivitas. gak hnya dngerin ceramah dri org gila. HAHAHAHA. SEMOGA hatinya, pikirannya, DAN MATANE itu KEBUKA.. :) berkati dia Tuhan..

    Like

  7. i gede adnyana December 9, 2012 at 9:20 am

    hahahahahahahaha……………………………..
    pak uztad lucu sekali, kalo saya jadi uztad”ida bagus” itu maka saya akan lari mencari tokoh cerita kolosal dari “dlod pangkung” yang bernama JAKA SEMBUNG, kemudian minta tukeran nama dan minjem goloknya
    nahhhhh……..abiz itu dapet deh julukan baru menjadi UZTAD JAKA SEMBUNG BAWA GOLOK
    hahahahahahaha uztad GOBLOOOOOOOOOOOOKKKKK

    Like

  8. purimasagung December 11, 2012 at 6:49 am

    setelah di amati yg diatas ,, saudara Ida bgs ( yg sekarang jd uztad) mungkin aja dia tdk menghayati apa arti agama, dan ajaranya serta tatacaranya,, kl emang agama di dunia itu ada tingkatanya,maka semesta pun akan ada banyak
    <<hanya bagi orang pengecut aj lah yg berbuat spt saudara Ida Bagus,,,,
    *****ea gimn gak pengecut,,*****
    kita tau agama hindu itu otentik nya agama yg sering melakukan persembahan wujud bakti kepada hyang widi,rasa syukur kita krn bliau telh memberikan segala2nya,serta selalu memohon agar diberi pengampunan,dgn sesuatu perwujudan2 sesuai dgn tatacara dan kemampuan kita masing2( tdk ada unsur paksaan)
    <<<>>>>
    jika dia masih jd umat Hindu ,,dia akan selalu ngluarin duit untuk pemujaan ,,sekarang berkotbah dapatin duit orang

    Like

  9. badoo December 19, 2012 at 7:22 am

    HINDU TETAP AGAMA TERAGUNG TERMEGAH TERBESAR TERTUA TERDIDIDK DI DUNIA MANA BISA DITEMUKAN HANYA KEUNIVERSALANNYALAH MENJADIKAN LEBIH FLEXSIBEL TIDAK TERPENGARUH ARUS GLOBALISASI.

    Like

  10. Jbred March 11, 2013 at 4:58 pm

    Pak Ustadz ini memang benar2 memperlakukan dirinya sendiri dan agama yg dia akui anut saat ini.. Sebodoh itukah juga orang2 disekitarnya??!

    Like

  11. Jbred March 11, 2013 at 5:01 pm

    Pak Ustadz ini memang benar2 mempermalukan dirinya sendiri dan agama yg dia akui anut saat ini.. Sebodoh itukah juga orang2 disekitarnya??!

    Like

  12. Ewa March 23, 2013 at 12:45 pm

    Tabe, saya hindu bugis (Sidrap)
    sungguh dalam hati saya yakin kalau tidak diwajibkan melakukan upacara yang mewah2 dalam Hindu…
    Karena yang terpenting adalah ketulusan dan Bhakti…. bukan besar tidaknya upcara Yajna yang dilakukan…

    Like

    • admin March 26, 2013 at 1:36 am

      Om Swastyastu saudara ewa, benar sekali.. Kita tidak diwajibkan untuk melakukan upacara diluar kemampuan kita,, ada 3 tingkatan upacara yang bisa dilakukan sesuai kemampuan Utama, Madya dan Nista

      Like

      • i gede adnyana March 27, 2013 at 2:45 am

        om suastiastu semeton tyang sami, mari kita pegang teguh ajaran dharma kita, biarkan orang berkata apa tentang kita, sujud bhakti yg kita persembahkan bukan bualan yg semata, pikiran, perkataan, dan perbuatan kita selaraskan untuk mencapai dharma yg sejati.

        Like

  13. Ide Bagus May 9, 2013 at 7:35 am

    Haa haaa, Sungguh Kasihan Saya Melìhat Ustadz ini, terlalu banyak seperti ia, karena Sangat Mencintai dan mencari Tuhannya, sayang salah jalan mendapatkan pencerahan, sehingga ia berasumsi jalanx benar dan tak berdosa bahkan berpahala dmi kebenaran Agamanya, Ustadz Ustadz, tak gampang untuk ngaku ngaku Ide Bagus itu, karena Ide Bagus banyak Jenisnya, ustadz walaupun apa Kastanya yaa yang Menjamin Orang itu Masuk Sorga adalah Perbuatannya yg Baik..Ustadz saya Saja yang Ide Bagus tak Berani Belajar Weda, Karena Weda itu Sangat Suci, untuk Mempelajarinya Jiwa Bathin dan Raga saya Harus bersìh benar benar Disucikan dulu ndak smbarangan..

    Like

  14. i gede suwitra July 26, 2013 at 11:26 am

    itu orang yg ngak pantas dicontas,dia itu tidak pantas dilahirkan menjadi manusia tetapi lebih buruk dari hewan,,,mungkin dia dulu waktu dilahirkan hasil dari perselingkuhan atau pemerkosaan,sekaang menghina hindu padahal nenek moyangnya dulu adalh orang bali itu sama saja dia menghina diri sendiri,,,mudah2n itu manusia tidak pernah dilahirkan kembali biar selamanya di neraka….astungkara

    Like

  15. Gede Bingin July 31, 2013 at 8:01 am

    Ahhhh Paling ye masuk islam ulian “Pek / teli gede”
    Mungkin bener dia adalah soroh “Ida Bagus” tp dia merasa bahwa namanya itu sudah tidak memberikan berkah sesuai harapannya dan kemudahan2 yang didapat dulu di masyarakat sudah sirna jadi itu hanya alasan saja sebagai ungkapan sakit hati sudah tidak medapat tempat di Bali. dulu dia enak dengan nama saja udah bisa hidup enak dan dipuja-puja. tp kini ga jama lagi yao

    Like

  16. truedriver July 31, 2013 at 8:04 am

    paling ulian cewek cafe ye dadi ustadz kan biasa jaman sekarang. Menyebarkan agama dengan cewek cafe

    Like

  17. mr.parn October 17, 2013 at 2:14 am

    Sekarang zaman komputerisasi, di mana-mana orang pakai laptop, HP, pesawat terbang, sepeda motor, apakah juga bida’ah menurut Islam?

    bid’ah itu kalo masalah ibadah, manusia dg tuhan broo,,, bukan masalah dunia ,,pake logika doooonk..
    sesungguhnya islam agama yang terasingkan, dan beruntunglah bagi orang yang terasingkan tersebut, karna sesungguhnya merekalah yang merapikan segala sesuatu yang salah

    Like

  18. cungkring March 11, 2014 at 7:17 am

    sy hindu asli.
    urus agama masing2 aja om ustadz
    masuk sorga atau neraka nti biar karma manusia itu sndri yg mengantar kmn. anda ustadz jg blm tntu masuk sorga. bercermin dl k diri sendiri apa sudah baik,baru ngurus orang. apa perlu sy belikan cermin buat om ustadz?

    Like

  19. angga November 10, 2014 at 8:11 pm

    Saya muslim, menurut saya ceramahnya ida bagus ini sesat n menyesatkan, maaf pak ida bagus siapa yg kasih anda gelar ustazd? Anda sendiri apa orang lain yg maha bodoh. Klo anda bener udah mendalami islam seharusnya anda paham bahwa dosa besar mengolok olok sesembahan orang lain atau agama lain, tugas utama Nabi Muhammad itu adalah menyampaikan Risalah Tuhan aja tidak lebih tidak kurang. Knp ida bagus mengolok olok sesembahan agama lain n nampaknya mau mempengaruhi orang lain? Kita sbg muslim tdk di wajibkan mempengaruhi keyakinan agama lain malah dosa besar. Makanya pak klo mau belajar agama itu sama orang benar jgn sama orang yg ngaku ngaku ustazd tp bermental teroris. Msh byk kok kyai kyai yg benar, jgn belajar agama sama ustazd bikinan tv, media, dll.

    Like

  20. Toni Prastowohadi May 28, 2016 at 10:25 am

    Tulis terus artikel2 serupa di medsos dll scr aktif. Buka pemahaman mrk2 yg fikirannya terbatas dg logika fikiran spt hewan yg bisanya: makan, tidur, hubungan sex, berkelshi dg sesamanya.Manusia sejati diberi pemahaman spiritual.Trs buat tulisan2 serupa utk pencerahan.

    Like

  21. Made satria July 22, 2016 at 4:38 pm

    SAYA PERNAH MENDENGAR CRAMAH ORANG INI DI puTAR MP3 . rkan krja saya .saya sendrian hindu . tman saya muslim rata2.
    EMOSI SAYA MENDNGAR NYA NGAMUK SAYA dngr nya. saya lg krja dy nyanty am suku nya.langsung saya lempar kunci orang nya saya krja di PT jd mekanik.
    SAYA KASITAU DIYA CRAMAH JLEK2KIN AGAMA LAIN KAYA GNI CRAMAH KIYAI KALIAN parah Ngajarin tU yg bnar bkn jLEK2IN AGAMA ORANG.coba Kalian puTAR INI DIDesa saya bisa di hajar kiyaimu ini.
    Trus saya pergI.
    Trlalu bnyk orang yg kumpumpul waktU IT musim puwasa 2015.

    Like

    • I Wayan Parwata October 17, 2017 at 4:26 pm

      Saya mohon para komentator juga membantah dgn kitab rujukan yg kredibel.

      Kalau ustadz Abdul Aziz mengatakan sesuatu tanpa rujukan Kitab, Anda juga sebagai umat Hindu membantah tanpa merujuk kitab.

      Ya, sama saja

      Like

  22. rizal muhammadi June 8, 2018 at 11:48 am

    Segala puji bagi Allah yang memberi hidayah kepada beliau ustadz abdul aziz. Sesungguhnya Dialah Allah, yang tidak ada Tuhan berhak disembah kecuali Dia, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Mengapa mereka menjadikan sesuatu yang bahkan melindungi diri mereka sendiri sja tidak bisa? Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

    Like

    • admin June 8, 2018 at 4:09 am

      Om Narayana evedam sarvam
      Yad bhutam yac ca bhavyam
      Niskalanko niranjano nirvikalpo
      Nirakhyatah suddo deva eko
      Narayank na dvitiyo sti kascit

      Artinya: Ya Tuhan, Narayana adalah semua ini apa yang ada dan apa yang akan ada. Bebas dari noda, bebas dari perubahan tak tergambarkan. Sucilah dewa narayana. Ia hanya satu tidak ada kedua.

      Kesimpulan: Kami tau dengan baik apa yang kami anut dan kami yakini. Agama kami adalah baik untuk kami. Agama anda hanya untuk anda. Jika anda berdakwah maka fokuslah dengan pembentukan karakter umat anda. Jangan membawa agama kami. Karena anda TIDAK TAU APA2 soal itu.

      Like

  23. Anggel Putra P. May 11, 2020 at 2:01 pm

    Sebagai seorang muslim saya sungguh sangat malu sekali dengan sikap ustadz/ penceramah baru ini. Mohon maaf semua umat Hindu Dharma, mungkin si penceramah ini menyajikan Islam dari pandangan Hindunya. Jadi ya seperti ini. Malu-maluin. Kalau dalam Islam ini dinamai Bid’ah/ Sesat. Bisa memicu permusuhan. Malah gk jadi Rahmatan lil Alamin. Salam sukses. Wassalamualaikum.

    Like

  24. Julianus June 25, 2020 at 7:57 am

    Memang ustad2 jualan agama menjelekkan agama lain berbohong boleh..mungkin itu ajarannya mereka yang sering membuat kekacauan di seluruh dunia. Ajaran yang lahir dari perang dan konflik pasti suka membuat rusuh. Ustadz ini bukan orang Bali, lihat logat jeleknya dan mukanya yg bahlul dan tak tau malu berbuat bohong

    Like

  25. GP suwandhi February 6, 2021 at 12:41 pm

    Wajar saja denger takbir, karena pas semedi waktu solat agama Islam dan rumahnya atau tempat melaksanakan semedi dekat masjid. Atau denger suara TV HRS lagi ceramah. Otak goblok

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.